News

Ancaman Terbesar Selat Sunda adalah Gempa yang Belum Terjadi Ratusan Tahun

Penulis: Newswire
Tanggal: 15 Januari 2022 - 16:17 WIB
Gempa Banten - BMKG

Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menyebut semua pihak perlu mewaspadai satu zona seismik gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum mengeluarkan gempa besar.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan zona seismik gap yang dimaksud adalah segmen megathrust Selat Sunda.

"Gempa Ujung Kulon, Banten kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya, karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman yang sesungguhnya," kata Daryono, Sabtu (15/1/2022).

Dia menuturkan hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi, dengan kondisi ratusan tahun belum terjadi gempa besar di Selat Sunda patut diwaspadai, karena berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami, yaitu Gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan Gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007.

Berdasarkan catatan sejarah gempa dan tsunami, di wilayah Selat Sunda memang sering terjadi tsunami, tercatat Tsunami Selat Sunda pada 1722, 1852, dan 1958 disebabkan oleh gempa.

Kemudian, lanjutnya, tsunami pada 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Adapun, tsunami pada 1851, 1883 dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.

Daryono menjelaskan gempa kuat dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan, bahkan memprediksi kapan terjadinya pun juga belum bisa.

"Namun, dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi," ujarnya.

Menurutnya, perlunya perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakusi, memasang rambu evakuasi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri.

"Selain itu, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Berita Terkait

Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Gempa Magnitudo 5,5 Taiwan
Gempa Pacitan M 5,1 Dirasakan Hingga Jogja, Warga Langsung Keluar Rumah
Dalam Enam Hari, Sulawesi Utara Diguncang 81 Gempa Bumi
BREAKING NEWS: Gempa Magnitude 3,6 Goncang Bantul Pagi Ini

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Aksi Tim Akrobatik Slam Dunk Asal Hungaria Pukau Pengunjung Mal di Jakarta
  2. WiFi Terhubung tapi Tidak Bisa Akses Internet, Ini Sebabnya
  3. Megawati Minta Kader PDIP Tak Tebar Gombalan di Pilkada 2024
  4. Motivasi Erick Thohir ke Skuad Garuda Muda: Dua Kemenangan Lagi ya Gaes!

Berita Terbaru Lainnya

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Jokowi Siapkan Program Unggulan untuk Prabowo-Gibran