News

Peneliti Uji Coba Vaksinasi Covid-19 lewat Hidung Bukan Suntikan

Penulis: Newswire
Tanggal: 23 Januari 2022 - 04:37 WIB
Ilustrasi petugas menyuntikkan vaksin booster kepada warga - Unsplased.com

Harianjogja.com, JAKARTA - Para ilmuwan sedang mengerjakan alternatif untuk vaksin Covid-19 yang bisa diberikan tanpa suntikan, tetapi melalui hidung.

Seperti dikutip dari DW, Sabtu (22/1/2022), para ilmuwan di Meksiko saat ini mencoba membuat vaksin yang bisa diberikan melalui hidung yang disebut Patria - yang berarti tanah air dalam bahasa Spanyol.

Mereka berharap vaksin ini bisa segera memulai uji klinis.

Ketua Departemen Mikrobiologi di Ichan School of Medicine, Mount Sinai Hospital, Amerika Serikat (AS) Peter Palese, mengembangkan bahan utama yang digunakan dalam vaksin nasal bersama tim penelitinya.

Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan salah satu keuntungan utama dari vaksin nasal yakni kemampuannya untuk disimpan di lemari es pada suhu 2-4 derajat Celcius, ketimbang suhu sangat rendah untuk Pfizer dan Moderna.

"Jauh, jauh lebih murah untuk memproduksi vaksin ini dibandingkan dengan vaksin mRNA oleh Pfizer dan Moderna," kata Palese.

Uji coba fase satu dan dua saat ini sedang difasilitasi secara paralel karena urgensi pandemi. Orang-orang dari lima negara terlibat dalam uji coba dan data awal diharapkan pada Juli ini.

BACA JUGA:Awan Panas Merapi Meluncur Sejauh 2,5 Kilometer

"Ini bekerja dengan baik pada hewan, kami memiliki penelitian yang fantastis dan menarik pada hamster dan tikus, tetapi jelas tikus dan hamster bukanlah manusia," tutur Palese.

Di sisi lain, para ilmuwan di Washington University di St Louis juga sedang mengerjakan vaksin nasal Covid-19.

Tim peneliti yang dipimpin pakar imunologi virus Michael Diamond dan ahli onkologi David Curial menemukan, tikus yang menerima dosis tunggal vaksin melalui hidung sepenuhnya terlindungi dari SARS-CoV-2.

Tetapi tikus yang menerima vaksin yang sama melalui suntikan hanya terlindungi sebagian.

Untuk membuat vaksin, para peneliti memasukkan spike protein SARS-CoV-2 di dalam adenovirus, yang menyebabkan flu biasa. Tetapi mereka mengubah adenovirus sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.

Hal ini memungkinkan tubuh untuk mengembangkan pertahanan kekebalan terhadap protein lonjakan.

"Dosis tunggal menghasilkan respons imun yang kuat. Vaksin yang membutuhkan dua dosis untuk perlindungan penuh kurang efektif karena beberapa orang, karena berbagai alasan, tidak pernah menerima dosis kedua," kata Curial.

Kemudian, karena vaksin tidak mengandung virus hidup, maka akan akan menjadi pilihan yang baik untuk orang-orang dengan sistem kekebalan terganggu seperti pasien kanker, HIV dan diabetes, demikian pendapat para ilmuwan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Berita Terkait

Agar Liburan Bebas Flu, Ini Pentingnya Vaksin Influenza
Gunungkidul Jadi Percontohan Vaksinasi Heksavalen Bayi
3.700 Hewan Piaraan DIY Sudah Divaksin Rabies
25 Ribu Anak di Gunungkidul Disasar Vaksin Difteri dan Tetanus

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Tiga Gubernur Sepakat Perjuangkan Tiket Pesawat Murah
KPK Tunggu SK Rehabilitasi untuk Bebaskan 3 Terdakwa ASDP
Korban Longsor Banjarnegara Dapat 50 Huntara dari BNPB
Pengamat: Mafia Migas Masih Ancam Pertamina
Kemenkes Soroti Sanitasi Usai 5 Anak di Riau Meninggal Akibat Flu Babi
Kasus ASDP, Presiden Gunakan Hak Prerogatif Rehabilitasi
Mobilitas Tinggi, Lalamove Ride Masuk Jogja-Semarang
Polisi Tangkap 3 Pengamen Berkostum Pocong yang Bikin Warga Resah
Demi Jaga Petani, 40 Ton Beras Ilegal Disita Sebelum Masuk Batam
Produksi Sampah Tinggi, DKI-Jabar Diminta Sediakan Lahan PSEL