Advertisement

Pahala Ramadan Melebihi Orang Mati Syahid

Abdus Shomad, Dosen Program Vokasi UMY
Sabtu, 30 April 2022 - 07:07 WIB
Maya Herawati
Pahala Ramadan Melebihi Orang Mati Syahid Abdus Shomad, Dosen Program Vokasi UMY

Advertisement

Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim di seluruh dunia, begitu pun di Indonesia. Berpuasa di bulan ini pun sangat istimewa, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist ibnu majah yang diriwayatkan oleh sahabat Thalhah bin Ubaidillah sebagai berikut:

Suatu malam Thalhah bermimpi tentang keduanya. Dalam mimpinya itu, Thalhah berada di depan pintu surga bersama kedua sahabat yang telah meninggal tersebut. Tiba-tiba dari dalam surga terdengar suara yang memanggil sahabat yang meninggal karena sakit di dalam kamarnya.

Advertisement

Suara tersebut mempersilakan si sahabat untuk masuk surga. Setelah itu, suara dari dalam surga kembali terdengar dan memanggil sahabat yang mati syahid. “Masuklah”, sahabat tersebut masuk surga. Kembali suara itu terdengar dan berkata kepada Thalhah, “Kembalilah karena belum waktumu masuk surga”.

Thalhah pun terbangun dari mimpinya. Keesokan harinya, Thalhah menceritakan mimpinya tersebut kepada sahabat-sahabat lainnya. Namun para sahabat tidak percaya. Mereka tidak percaya bagaimana mungkin sahabat yang meninggal karena sakit itu dipanggil lebih dahulu masuk surga dari pada yang mati syahid. Hingga desas-desus peristiwa mimpinya Thalhah tersebut terdengar Rasulullah SAW. Lalu dipanggillah Thalhah untuk menceritakan mimpinya tersebut. Setelah mendengar cerita tersebut, Rasullullah membenarkan tentang mimpi Thalhah itu. Para sahabat pun heran.
Beliau berkata, “Apa yang membuat kalian heran?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah orang yang pertama ini adalah yang paling banyak jihadnya di antara mereka, lalu ia mati syahid, tapi kenapa temannya yang meninggal terakhir masuk surga lebih dahulu darinya?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, “Bukankah temannya itu masih hidup setahun setelah kematiannya?” Mereka menjawab, “betul”.
Beliau berkata, “Dan bukankah ia masih mendapati Ramadan, lalu ia berpuasa, melakukan salat ini dan itu selama satu tahun itu.” Mereka menjawab, “betul”. Maka Rasulullah berkata, “Maka jarak antara mereka lebih jauh dari pada jarak antara langit dan Bumi!”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih, dari Abu Salamah bin Abdurrahman).

Masyaallah, begitu dahsyatnya kisah ini, selaku orang beriman tentunya  dapat mengambil pelajaran di dalamnya, dari kisah tersebut memperlihatkan kepada kita betapa keutamaan Ramadan dan ibadah di dalamnya dapat mengalahkan keutamaan seorang yang mati syahid yang sangat agung dan mulia. Termasuk nikmat yang sangat besar terhadap seorang hamba, Allah memberinya kesempatan dan umur panjang dalam ketaatan kepada Allah. Hal tersebut sebagaimana ketika Rasulullah ditanya ”Siapakah manusia yang paling baik? Beliau menjawab, “Siapa saja yang panjang umurnya dan baik amalannya.”(hadis diriwayatkan oleh Ahmad dan AtoTirmidzy dari Abdullah bin Busr R.A).

Dalam sebuah hadis Rasululluh juga bersabda “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Maka dari itu mari kita gunakan waktu istimewa bulan Ramadan ini sebagai bulan untuk memaksimalkan amal ibadah dan kebermanfaatan diri kita baik dalam segi hablun minallah dan hablun minannas, melaksanakan amalan-amalan ibadah Ramadan secara sadar ikhlas dan penuh cinta, serta menjadikan bulan Ramadan ini sebagai bulan muroqobah dan pijakan menuju 11 bulan berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Film Horor Gunakan Unsur Islam dalam Judul, MUI Sebut Simbol Agama Harus di Tempat yang Pas

Hiburan
| Selasa, 26 Maret 2024, 09:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement