Advertisement

OPINI: Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan Merdeka Belajar

Cintya Prima Ardhitasari, Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS-PPG Prajabatan Gelombang I, Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Selasa, 24 Januari 2023 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan Merdeka Belajar Cintya Prima Ardhitasari, Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS/PPG Prajabatan Gelombang I, Universitas Negeri Yogyakarta 2022

Advertisement

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan dan berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa dan negara untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab. Pendidikan tidak hanya berfokus pada kecerdasan, namun juga keterampilan yang harus dimiliki peserta didik untuk menghasilkan sesuatu perubahan dan kebermanfaatan bagi masyarakat.

Advertisement

Tokoh yang memiliki sumbangsih dalam dunia Pendidikan dan mendapatkan gelar Bapak Pendidikan Nasional adalah Ki Hajar Dewantara. Praktik dalam dunia Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu mengenai Pendidikan Humanistik yang menggunakan proses pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran diri, agar peserta didik mampu menemukan kualitas dirinya dalam proses pembelajaran. Kualitas diri memiliki hubungan dengan potensi, sehingga pendidik dapat membimbing peserta didik untuk menerima keunikan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik.

Menurut pendapat penulis, pendidikan humanistik yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara sudah relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia pada saat ini, pendidikan humanistik menjadi awal terbentuknya pendidikan nasional yang menekankan pada asas-asas kemerdekaan. Pendidikan humanistik menurut Ki Hajar Dewantara melihat persamaan setiap peserta didik untuk memperoleh Pendidikan yang sama dan merata, hal ini juga digunakan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila. Selain itu, peserta didik memiliki perbedaan dalam proses perkembangan dalam ranah kognitif, psikomotorik, afektif yang nantinya akan berpengaruh terhadap masa depannya, sehingga pendidik memiliki peranan penting untuk membantu mewujudkan serta mengarahkan mereka sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya.

Pendidikan humanistik diimplementasikan melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan melalui aktivitas pembelajaran seperti bermain, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan melihat kemampuan peserta didik dalam mencapai proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar peserta didik.

Pendidikan humanistik merupakan salah satu pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yang membentuk peserta didik menjadi manusia yang merdeka baik lahir maupun batin. Hal ini selaras dengan Kurikulum Merdeka Belajar yang diharapkan dapat membantu pendidik agar dapat merdeka dalam berpikir serta dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dalam dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Menurut pendapat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, Kurikulum Merdeka Belajar memiliki arti memerdekakan proses berpikir peserta didik, yang berkaitan dengan inovasi belajar di era Revolusi Industri 4.0 dengan sistem dalam pendidikan dibentuk sebagai wadah untuk menciptakan peserta didik dengan keterampilan pola berpikir kritis dalam memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta dalam Kurikulum Merdeka Belajar sebagai bentuk kebebasan dalam berpikir yang diberikan kepada elemen pendidikan untuk memberi ruang kepada peserta didik agar dapat mengoptimalkan perkembangan potensi yang ada pada diri peserta didik.

Kebijakan Merdeka Belajar dilaksanakan sebagai pencapaian tujuan nasional pendidikan, yaitu meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang mempunyai keunggulan dan daya saing dibandingkan dengan negara lainnya, diwujudkan kepada peserta didik yang berkarakter mulia dan memiliki penalaran tingkat tinggi, khususnya dalam literasi dan numerasi.

 

Pembaruan Kurikulum

Pengembangan konsep pada kurikulum Merdeka Belajar yang digagas oleh Kementerian Pendidikan menjadikan pandangan pendidikan humanistik Ki Hajar Dewantara sebagai dasar dalam pembaruan kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut pendapat penulis, melalui konsep Merdeka Belajar yang digagaskan oleh Kementrian Pendidikan, sudah sejalan dengan pola pikir Pendidikan Humanistik dari Ki Hajar Dewantara yang mengungkapkan bahwa pendidikan harus didasarkan pada asas kemerdekaan dengan artian bahwa manusia memiliki hak mengatur kehidupannya secara mandiri namun tetap sesuai dengan aturan yang ada di masyarakat.

Pandangan pendidikan humanistik Ki Hajar Dewantara kepada manusia memerlukan arahan dari Pendidik untuk membantu peserta didik agar mampu untuk mempraktikkan kemampuan yang mereka miliki dengan membebaskan untuk berpikir, berinovasi sesuai dengan kemauannya, menuntun peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya baik dari pengetahuan dan keterampilan (soft skill) dengan bekal moral dan nilai-nilai budi pekerti.

Adanya pendidikan humanistik dalam kurikulum merdeka ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dalam bidang Pendidikan dan mampu memerdekakan peserta didik seutuhnya sesuai dengan perkembangan zaman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pilkada Kulonprogo: Pendaftaran Panwascam Dibuka, Kebutuhan Formasi Menunggu Hasil Tes

Kulonprogo
| Sabtu, 27 April 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem

Hiburan
| Jum'at, 26 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement