Advertisement

OPINI: Mengakrabkan Jamu ke Gen Z dan Milenial

Dyah Subositi
Sabtu, 18 November 2023 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Mengakrabkan Jamu ke Gen Z dan Milenial Dyah Subositi - Dok Pribadi

Advertisement

Indonesia memiliki kekayaan jenis tanaman obat dan pengetahuan lokal untuk pemanfaatannya. Hal tersebut terbukti pada penelitian Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) yang dilaksanakan 2012, 2015, dan 2017 oleh Kementerian kesehatan.

Hasil Ristoja mengungkap pemanfaatan tanaman obat sebagai digunakan untuk pengobatan tradisional sebanyak 2.848 jenis, dan terdiri lebih dari 32.000 ramuan. Namun, potensi yang luar biasa tersebut tidak dibarengi minat masyarakat mengonsumsi jamu, khususnya pada kaum muda. Generasi muda yang saat ini didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) mempunyai kecenderungan minat terhadap sajian minuman kekinian, kopi, salah satu contohnya. Bukan tidak mungkin keengganan generasi muda mengonsumsi jamu karena belum mengenal jamu itu sendiri dan beranggapan bahwa jamu itu kuno, mempunyai rasa dan aroma yang tidak enak. Hal itu terbukti pada beberapa hasil penelitian bahwa generasi muda kurang tertarik dengan jamu karena beberapa faktor tersebut.

Advertisement

Jamu merupakan budaya Bangsa Indonesia yang diwariskan selama lebih dari 1.000 tahun. Namun sebagian masyarakat mungkin tidak telalu tertarik terhadap jamu, bahkan tidak banyak yang tahu bahwa 27 Mei telah ditetapkan sebagai hari Jamu Nasional. Perhatian dan dukungan pemerintah Indonesia juga tidak kurang terhadap pelestarian dan pengembangan jamu. Pada 2022, Indonesia mengusulkan jamu sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Selain itu pada 14 September 2023 terbit Peraturan Presiden No.54/2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu. Dalam Perpres tersebut berisi roadmap serta kerterlibatan para pemangku kepentingan dari hulu ke hilir dalam kerja sama dan kolaborasi pengembangan dan pemanfaatan jamu.

Baru-baru ini, 9 November 2023, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, temulawak ditetapkan sebagai ikon tanaman obat unggulan dan khas dari Indonesia. Namun apakah generasi muda mengetahui tanaman temulawak seperti apa? Apakah jamu hanya terbatas pada beras kencur dan kunyit asam?
Pemanfaatan tanaman obat sebagai obat bahan alam terutama jamu menjadi populer kembali saat masa pandemi Covid-19 yang dimulai pada 2020. Masa tersebut sebenarnya dapat menjadi momentum yang baik untuk membangkitkan kepercayaan dan minat masyarakat mengonsumsi jamu, di mana bagian besar masyarakat mengonsumsi dan percaya jamu dapat memelihara daya tahan tubuh.

Momentum tersebut dimanfaatkan oleh Kemenparekraf untuk lebih mempromosikan wellness tourism atau wisata kebugaran yang bertujuan memberikan pengalaman wisata untuk mendapatkan kesejahteraan fisik, psikologi, dan spiritual. Jamu berperan penting sebagai bagian dari wellness tourism dan dapat dengan mudah dijumpai di destinasi percontohan yaitu Yogyakarta, Solo, dan Bali; hal ini tentunya akan memudahkan generasi muda mengenal jamu.

Pengenalan atau sosialiasi terkait tanaman obat dan jamu merupakan langkah awal agar generasi muda tertarik untuk mengonsumsi jamu. Memberikan informasi yang membuka wawasan dan pemahaman ke generasi muda bahwa meminum jamu telah terbukti lebih aman, membantu menjaga kesehatan, kebugaran, dan bahkan kecantikan. Pentingnya memberikan penjelasan bahwa negara-negara maju pun seperti China, Korea, dan India hingga saat ini tetap memanfaatkan obat tradisionalnya, bahkan ada yang berhasil mengintegrasikan ke dalam sistem kesehatan di negaranya.

Mempromosikan Jamu

Kegiatan besar seperti festival, pameran, perlombaan, konser, seminar, dan event besar lainnya dapat dimanfaatkan untuk sosialisasi dalam upaya menjangkau generasi muda untuk pengenalan jamu.
Menyajikan jamu dalam pertemuan merupakan salah satu terobosan untuk membiasakan masyarakat khususnya generasi muda mengonsumsi jamu secara rutin. Pertemuan formal seperti rapat, seminar, temu komunitas atau arisan, bukan hanya sekedar berkumpul dan nongkrong sebaiknya disediakan jamu sebagai salah satu jamuannya.

Selain melalui pertemuan, sajian pilihan menu jamu diharapkan juga tersedia di kantin, warung makan, kafe, resto, hotel, dan wahana wisata. Tempat-tempat inilah biasanya yang banyak dikunjungi oleh generasi muda, dan akan lebih menarik untuk mencoba jamu apabila ada penawaran jamu sebagai welcome drink maupun promo lainnya. Modifikasi produk jamu harus terus dilakukan agar jamu menjadi lebih beragam, menarik, praktis, dan modern dengan variasi rasa serta kemasan, sehingga kesan jamu yang tidak enak dan kuno menjadi lebih diminati.
Jamu apabila dikreasikan dengan modern baik resep, kemasan, maupun cara penyajiannya bukan tidak mungkin menjadi lebih enak dan menimbulkan keingintahuaan untuk mencoba. Mencoba jamu bukan merupakan tujuan akhir, tetapi adalah proses awal untuk merangsang rasa penasaran generasi muda sehingga tetap melanjutkan konsumsi jamu sampai merasakan manfaatnya.

Generasi muda Indonesia sepatutnya berbangga mempunyai warisan pengetahuan jamu dan bahkan kekayaan tanaman obat yang berlimpah, di mana pada akhirnya memberikan peluang dan tantangan untuk pengembangan jamu dan merasakan manfaatnya dalam menjaga kesehatan secara promotif dan preventif.

Melestarikan jamu bukan hanya mempertahankan budaya, tetapi juga membawa pengaruh terhadap peningkatan kualitas kesehatan dan taraf ekonomi. Mengubah kebiasaan memang tidak berlangsung cepat dan mudah, tetapi setidaknya tetap harus dimulai, bergerak, dan pengenalan terus-menerus agar jamu tetap lestari hingga masa yang akan datang. Sehingga jargon nenaikkan level jamu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di negara lain masih tetap menggema. Salam sehat dengan jamu: JAga sehatMU.

Dyah Subositi
Peneliti di Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN dan mahasiswa Program Studi Doktor Fakultas Biologi UGM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kawasan Kumuh Terban, Prenggan dan Pringgokusuman Ditata Tahun Ini

Jogja
| Sabtu, 11 Mei 2024, 21:07 WIB

Advertisement

alt

Warner Bros Rilis Film Terbaru Lord of the Rings: The Hunt for Gollum pada 2026

Hiburan
| Sabtu, 11 Mei 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement