Advertisement

OPINI: Salib Tanpa Dipikul

Pramudianto
Senin, 25 Maret 2024 - 06:37 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Salib Tanpa Dipikul Pramudianto - Dok. Pribadi

Advertisement

Pada awal Mas Nadiem Makarim menjabat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, pernah mengatakan dua hal yaitu pertama, memberikan instruksi agar menambahkan kompetensi dalam kurikulum salah satunya kompetensi compassion.

Compassion dalam bahasa Ibrani "Rekhem" dan "Rakham" (rahim), bahasa Latin “pati” dan “cum” yang berarti menderita bersama dan bahasa Yunani “patein” yang berarti merasakan bersama (menderita, menjalani, atau mengalami) atau bela rasa yaitu belas kasihan yang diikuti dengan tindakan yang memberi solusi.

Advertisement

Hal ini ingin diajarkan dalam dunia pendidikan agar peserta didik dari usia dini sudah memiliki karakter bela rasa, saling mengasihi, saling peduli dengan sesama dan lingkungannya, karena kemampuan berbela rasa itulah yang tidak dimiliki oleh mesin. Karena anak-anak kita yang dilahirkan dalam dunia digital dan sains, memiliki perilaku egois, selalu ingin berkompetisi, dan miskin untuk memiliki pengaruh dalam kehidupan.

Kedua, Menteri Nadiem meminta dunia pendidikan mengubah paradigma kepemimpinan penguasa menjadi kepemimpinan yang melayani (servant leadership) sehingga menciptakan budaya baru yang bertitik tolak pada kebutuhan end user yaitu siswa/mahasiswa. Para tenaga pendidik (guru/dosen) diharapkan memiliki kemampuan mendengar, mendengar untuk memahami, sungguh-sungguh pendidik hadir dalam kehidupan siswa/mahasiswa, tidak sekadar hubungan timbal balik belajar mengajar, namun memunculkan kemampuan menerima apa adanya. Antara lain menerima keunikan mereka, tidak diskriminatif, sehingga mau membantu mereka dalam memberdayakan, mengembangkan potensinya dan mentransformasi karakter dengan kasih.

Ajaran Yesus
Meski dua hal tersebut sampai saat ini belum terimplementasi di dunia pendidikan, sebenarnya ide tersebut sudah diajarkan Yesus kepada kita. Yesus diberitakan sebagai seorang yang rahimi dan tergerak oleh kerahiman sehingga bertindak dengan langkah-langkah-Nya yaitu mengasihi sesama. Ibadah yang sejati mengasihi sesama.

Kerahiman Yesus bukan sekadar kebajikan pribadi melainkan suatu paradigma agama sosial politik yang menyatakan kehidupan manusia, itulah yang disebut pergerakan cinta kasih. Politik cinta kasih Yesus membuat-Nya berpihak pada rakyat miskin dan yang menderita, pada waktu itu masyarakat dibebani berbagai jenis pajak tanpa rakyat menikmati.

Sikap keagaaman yang ada saat itu “mata ganti mata” namun Yesus mengganti dengan “kasihilah musuhmu”, Sedangkan sikap sosial Yesus ditunjukkan dengan perjamuan terbuka yaitu tidak menggunakan meja makan sebagai model mini diskriminasi dan pemisahan masyarakat, Yesus ingin melayani tanpa diskriminasi.

Apa yang Anda bayangkan jika “salib tanpa dipikul” orang dalam sebuah perjalanan? Hanya sebuah salib yang mungkin disandarkan pada satu tembok, sebagai hiasan di dinding atau sebagai kalung, anting, sebagai simbol kekristenan atau sejarah di mana salib ditancapkan di Bumi dengan kuat.

Ketika salib itu dipikul Yesus dan berjalan menuju Golgota, maka banyak peristiwa yang dapat dikisahkan hingga saat ini, itulah “pewartaan yang hidup”. Ketika salib itu kita pikul sambil berjalan sepanjang perjalanan hidup kita, maka banyak kisah yang bisa kita wartakan, yaitu tentang kesadaran diri, cara berpikir, tujuan kehidupan dan perilaku-perilaku kita yang tetap bertahan dalam iman kepada Kristus (passion/passionem-suffering/enduring atau tahan terhadap tekanan). Yang menjadi persoalan umat saat ini, merasa sudah puas, merasa lega karena salib itu sudah Yesus pikul hingga Golgota untuk menggantikan kita.

Kita tidak mewartakan kisah itu dengan perjalanan kehidupan kita. Kita berperan bagaikan seorang calo tiket bus/kereta atau calo pertunjukan, mereka menjual tiket tetapi tidak ikut dalam perjalanan, tidak masuk dalam pagelaran, sehingga tidak menikmati perjalanan atau menikmati pertunjukan tersebut. Tidak ada yang bisa diwartakan.

Pada Paskah tahun ini Tuhan mengingatkan kembali kepada kita atas teladan yang telah diberikan melalui perjalanan salib sampai pada kebangkitan-Nya yaitu sikap berbela rasa dan melayani, namun kita sering tidak peduli lagi atas sikap belas kasihannya yang berupa anugerah keselamatan. Kita disibukkan dengan ritual formalitas bagaimana melakukan pelayanan secara life streaming (online), sibuk meminta jemaat tetap memberikan persembahan agar lembaga gereja tetap hidup, berteologi dengan berbagai argumentasi yang tidak dipahami kaum awam, menghabiskan waktu untuk membangun menara ibadah, para pemuka agama sibuk berbisnis dengan alasan meneladani Rasul Paulus.

Tidak hanya itu, sibuk melakukan pembenaran karena perselingkuhan, sibuk flexing, sibuk buat konten dan bahkan akhir-akhir ini berteriak-teriak dalam berpolitik dengan kasar, berperilaku memihak tanpa menggunakan data, tanpa mendengarkan realitas dalam masyarakat.

Teriakan mereka mengatasnamakan rakyat padahal untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Kita (gereja) tidak mengajarkan dan memberikan kesempatan setiap umat memikul salib sambil berjalan, dalam bentuk kepedulian sesama dalam berbagai situasi. Saat ini saudara kita sengan beribadah puasa, ada yang dilanda banjir, gempa, perundungan di sekolah dan rumah, akibatnya setiap umat tidak memiliki kisah yang diwartakan.

Jika Gandhi saat ini bersama kita, dia akan katakan berulang “Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tetapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda.” “Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini.”

Seluruh Indonesia akan menjadi Kristen hari ini, jika seluruh umat memikul salib sambil berjalan yaitu berbelarasa dan melayani. Selamat merayakan Paskah.

Pramudianto
Christian Coach, Teolog dan Dosen Praktisi FBE UAJY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Menhub Budi Karya Ajak Masyarakat Manfaatkan Kereta Bandara YIA

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem

Hiburan
| Jum'at, 26 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement