Advertisement

HIKMAH RAMADAN: Merantau, Sebuah Jalan Menuju Peningkatan Diri

Frizki Yulianti Nurnisya
Senin, 01 April 2024 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
HIKMAH RAMADAN: Merantau, Sebuah Jalan Menuju Peningkatan Diri Frizki Yulianti Nurnisya - Dok. Pribadi

Advertisement

Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia yang dirilis pada 2023 menunjukkan jika sepanjang 2017-2022, provinsi dengan migrasi masuk terbanyak berada di Jawa Tengah yakni sebanyak 778.524 jiwa.

Provinsi Jawa Tengah menjadi tujuan utama untuk tempat perantauan mengalahkan Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, bahkan DKI Jakarta. Padahal perdapatan per kapita Jawa Tengah pada 2023 merupakan pendapatan per kapita provinsi terendah di Pulau Jawa yakni diangka $2.965.

Advertisement

Dari angka tersebut bisa dipelajari bahwa ada kemungkinan dalam pemilihan tujuan merantau tidak hanya berdasarkan pertimbangan pendapatan, namun ada hal lain yang dijadikan tujuan selain hanya berlandaskan pada alasan perekonomian.

Banyak orang berupaya untuk mendefinisikan makna dari “merantau” karena merantau bukan hanya sekadar pilihan perpidahan fisik seseorang atau pun sekelompok orang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Sejatinya merantau bisa menjadi tujuan seseorang untuk meningkatkan kualitas diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bahkan Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al Mulk ayat 15 menyampaikan ajakan bagi umat Islam untuk berjalan di muka Bumi dan menikmati rezeki yang diberikan oleh-Nya.

Artinya, umat muslim dianjurkan untuk memiliki keberanian agar keluar dari zona nyamannya untuk merantau agar bisa mendapatkan banyak pengalaman baru seperti adanya tantangan mengasah kemampuan diri beradaptasi di lingkungan baru.

Sejarah Islam juga menunjukkan bahwa Rasul, sahabat, dan ulama memiliki keberanian untuk merantau dalam berdakwah menyebarluaskan agama sehingga agama Islam yang tadinya berpusat di jazirah Arab bisa tersebar ke seluruh dunia.

Meskipun perpindahan Rasul, sahabat, dan ulama juga dipenuhi dengan tantangan karena adanya ancaman pembunuhan, embargo sosial dan ekonomi, namun hal itu tidak meruntuhkan niat mereka untuk meningkatkan diri sehingga akhirnya Islam tersebar lebih luas dari sebelumnya.

Tujuan Mulia
Sebagai umat muslim yang mengikuti nabi Muhammad SAW, maka juga perlu mempertimbangkan pilihan untuk merantau, apalagi untuk tujuan mulia seperti menuntut ilmu dan mendakwahkan Islam dalam kesehariannya. Perilaku kita yang menjalankan nilai-nilai Islam di keseharian kita tentu akan dilihat dan dinilai oleh masyarakat di sekeliling kita.

Alhasil, sebagai muslim yang baik selama kegiatan merantau terebut hendaknya kita tetap menjaga salat, puasa, ibadah, juga akhlak dan perilaku kita selama berinteraksi dengan masyarakat di daerah baru tersebut sesuai dengan syariah Islam.

Merantau dalam Islam adalah sebuah perjalanan yang sarat akan hikmah dan pelajaran hidup. Lebih dari sekadar perpindahan fisik, merantau adalah proses spiritual yang mendewasakan, membuka wawasan, dan meningkatkan kualitas diri seorang muslim. Dengan berlandaskan niat yang baik dan tujuan yang mulia, merantau dapat menjadi salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Frizki Yulianti Nurnisya
Dosen Ilmu Komunikasi UMY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Anak Muda Diedukasi Jadi Pengusaha Lewat Event Lari Pejuang Run 2024 di UGM

Jogja
| Minggu, 19 Mei 2024, 08:07 WIB

Advertisement

alt

Lagu Rohani Kristen Country yang Ngena Banget, Jesus Take the Wheel

Hiburan
| Sabtu, 18 Mei 2024, 23:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement