Opini

Menebar Ilmu di tengah Pandemi

Penulis: Agus Setyo Muntohar, Guru Besar Geoteknik UMY & Ketua Bidang Tabligh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Argorejo
Tanggal: 04 Mei 2021 - 04:17 WIB
Agus Setyo Muntohar

Ramadan 1442 H akan selalu tercatat dalam memori anak manusia. Inilah kali kedua umat Islam di Indonesia bahkan di seluruh dunia melakukan pembatasan dalam ibadah Ramadan terutama ibadah yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Salat tarawih yang biasanya dilaksanakan di masjid-masjid dengan saf yang lurus dan rapat, kini berjarak dan terbatas. Inilah ikhtiar manusia untuk mengakhiri ujian pandemi Covid-19 ini. Namun, kita wajib bersyukur di tengah cobaan akan selalu ada hikmah, setiap kesulitan akan selalu ada jalan kemudahan (inna ma'al usri yusra – QS. Al Insyiroh: 6).

Kemudahan teknologi informasi dan digital pada Ramadan 1442 H ini sangat mendukung umat untuk menambah ilmu agama dan ilmu-ilmu umum lainnya. Pengajian yang biasanya pada masa normal dilakukan secara terbuka yang mengundang keramaian dan terbatas pada ruang dan waktu, maka sekarang ini kajian ilmu-ilmu tersebut tidak lagi terbatas ruangnya. Seseorang bisa mengikuti kajian ilmu-ilmu selama Ramadhan langsung secara virtual, bahkan dalam waktu yang hampir bersamaan dapat mengikuti lebih dari satu kajian ilmu. Setelahnya pun masih dapat dengarkan rekamannya. Inilah hikmat dan nikmat dari Tuhan di tengah pandemi.

Kita wajib bersyukur atas nikmat ini. Kesyukuran kita ini akan membawa pada pertambahan nikmat dari Tuhan. Allah SWT berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7 “Wa idz ta'adz dzana rabbukum la'in syakartum la'azidannakum wa la'in kafartum inna 'adzaabi lasyadidun”–(Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih").

Masjid kampus, seperti di Masdji KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan masjid-masjid lainnya selama Ramadan telah menjadi sumber ilmu dengan menebarkan kajian-kajian secara Live Streaming. Menjadikan ilmu semakin luas jangkauannya dan bermanfaat. Mengajarkan ilmu dan mencari ilmu ini adalah kewajiban muslimin untuk menggapai dunia dan akhirat sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim/muslimah sejak dari ayunan hingga liang lahat”.

Orang-orang yang senantiasa mencari ilmu, disebutkan Rasulullah bagaikan tengah menapaki jalan menuju surga sebagaimana hadits ““Barangsiapa yang menempuh jalan yang di jalan tersebut dia mencari ilmu, maka Allah akan membuat dirinya menempuh jalan di antara jalan-jalan menuju surga”.

Inilah jalan bagi para pencari ilmu. Bagi orang-orang yang telah mengajarkan ilmunya, mereka adalah orang-orang yang amalnya tidak akan pernah putus pahalanya walaupun ajal menjemputnya. Pahala yang mengalir bagi para pengajar ilmu ini telah dijanjikan dalam hadits “Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya”.

Bertebarannya kajian virtual selama Ramadan ini seharusnya menjadikan umat muslim menjadi umat yang berkualitas, karena semakin bertambahnya pengetahuan. Sehingga menjadikan kita umat Islam menjadi umat yang unggul, umat yang utama, umat yang terbaik. Wallahu a’lam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Taawun Sosial Ramadan PWA DIY Berbagi Berkah dan Pesan Kebajikan
Uniknya Tradisi Maleman, Malam Peringatan Nuzulul Quran di Mataram
Keluarga Besar The Atrium Hotel and Resort Adakan Pengajian dan Buka Bersama
Jadwal Magrib dan Buka Puasa di Jogja Hari Ini, Minggu 7 April 2024

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Intip Sumber Kekayaan Joe Alwyn yang Sebagian Berasal dari Taylor Swift
  2. PDIP Semarang Belum Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota
  3. Viral Video Gerombolan Pemuda bawa Sajam di JLS Salatiga, Ini Kata Polisi
  4. Rising Sun Jadi Lagu Pembuka Konser TVXQ! di Indonesia

Berita Terbaru Lainnya

OPINI: Harmonisasi Organisasi, Belajar dari Kisah Munki & Trunk
OPINI: Mengatur Keuangan di Masa Lebaran
OPINI: Catatan Pendek Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta
Menghadapi Pertanyaan Stigmatif Saat Lebaran
Mengatur Keuangan Di Masa Lebaran Agar Saldo Tak Berakhir 0
OPINI: Merawat Persatuan dengan Pemaafan
OPINI: Tetap Happy Tanpa Drama Menghadapi Pertanyaan Stigmatif saat Lebaran
OPINI: Emas, Sang Primadona Investasi
HIKMAH RAMADAN: Idulfitri: Menjaga Kemenangan dalam Takwa
OPINI: Pengetatan Moneter dan Fiskal