Opini

RIFKA ANNISA: Persiapan untuk Advokasi Kasus Kekerasan Seksual di Kampus

Penulis: Media Digital
Tanggal: 06 Juli 2021 - 07:07 WIB
Ilustrasi. - Freepik

Halo Kak perkenalkan saya Althia salah satu mahasiswa di Universitas Yogyakarta. Kak saat ini saya bersama teman-teman perempuan saya sedang mendirikan sebuah organisasi independent lintas program studi dan lintas fakultas untuk fokus pada isu-isu kekerasan seksual di kampus.

Kami prihatin dengan banyaknya teman kami sesama mahasiswa yang mengalami kekerasan seksual yang dilakukan kekasih mereka, teman satu kampus, hingga dilakukan oleh salah seorang staf di kampus kami. Korbannya tidak hanya satu orang namun banyak. Berita seperti ini sebenarnya selalu berhembus dari setiap angkatan. Peristiwa ini terus saja terjadi karena meskipun korban sudah lulus, pelaku mencari korban mahasiswa baru. Saat kami mencoba berbicara kepada dosen-dosen kami kami tidak digubris. Sebagai sebuah organisasi kira-kira hal apa yang perlu kami persiapkan untuk meningkatkan kesadaran isu dan melakukan advokasi di kampus ya kak?

Jawab:

Hai Althia, senang membaca kisah kepedulianmu untuk teman-teman sesama mahasiswa di kampusmu. Terima kasih ya sudah peduli dan mulai memikirkan langkah strategis apa yang harus dilakukan. Berikut coba kami beri tips ya kira-kira apa yang bisa mulai dilakukan untuk membangun kesadaran akan isu kekerasan seksual di kampus.

 

Teman dengan Visi Misi yang Sama

Hal yang penting perlu dimiliki oleh anggota organisasi adalah visi misi yang sama tentunya. Berangkat dari keprihatinan melihat kasus yang ada di sekitar kalian. Berjuang sendiri di isu perempuan dan khususnya di isu kekerasan seksual memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Maka dari itu sangat penting kita memiliki support system yang saling menguatkan dalam setiap prosesnya.

Edukasi yang Menarik

Menumbuhkan kesadaran untuk ikut turut mencegah kekerasan seksual di kampus bisa melalui hal-hal sederhana. Nah, disini peran edukasi sangat penting untuk menyebar benih-benih kesadaran di lingkaran pertemanan kamu. Berhubung kamu terlibat dalam sebuah organisasi akan lebih baik juga kalau kamu bisa melakukan edukasi melalui platform digital yang kalian miliki. Instagram, Telegram, Tiwitter dan sebagainya. Buat konten-konten menarik, tidak perlu terlalu berat dulu topiknya, tapi mulai dari contoh-contoh kecil di sekitar.

Kumpulkan Data

Sekarang kita masuk di proses advokasinya. Hal yang paling dasar adalah data. Kira-kira ada berapa jumlah mahasiswa di kampus kamu yang mengalami kekerasan seksual selama menjadi mahasiswa, apa saja bentuknya, apakah ada dampak-dampak yang dialami jika ada seperti ada dampaknya. Data memiliki peran penting yang cukup krusial disini, karena hasil yang kita peroleh akan menggambarkan urgensi atas isu yang teman-teman angkat, karena saat kita tidak membawa data yang akurat seringkali isu ini dianggap tidak penting dan mungkin dianggap tidak sesuai realita di lapangan.

Berkolaborasi

Seperti yang sudah kami sampaikan tadi, akan lebih baik jika kita tidak berjuang sendirian. Selain dengan rekan satu organisasi, mungkin kamu bisa mencoba berkolaborasi dengan organisasi lain di kampus seperti BEM atau DPM Universitas serta lembaga lain seperti Pusat Studi Gender di kampusmu, lembaga bantuan hukum universitas, atau bahkan berdiskusi dengan dosen-dosen yang memiliki perspektif adil gender yang bisa menjadi tempat konsultasi mengenai isu-isu kekerasan seksual.

Sembari jalan, teman-teman lintas organisasi ini juga bisa saling mengecek apakah sudah ada atau belum aturan di kampus yang mengatur kekerasan seksual. Jika belum ada, kira-kira apakah ada aturan lain yang terlebih dahulu mengatur tindak pelanggaran di civitas akademika yang bisa menjadi peluang untuk dievaluasi dalam mendorong dibuatnya aturan tentang pencegahan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Demikian jawaban kami terdapat empat pointmendasar yang bisa dilakukan teman-teman di kampus untuk mengadvokasi isu kekerasan seksual. Semoga jawaban ini membantu, jika masih ada yang perlu ditanyakan bisa menghubungi kantor Rifka Annisa di 0274-553333. (ADV)

Rubrik ini kerja sama Harian Jogja dengan Rifka Annisa. Kirim pertanyaan, opini maupun tulisan Anda mengenai gender, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hukum ataupun korban kekerasan ke rifka@rifka-annisa.org atau konsultasi.rifka.annisa@gmail.com. Untuk layanan konseling silakan menghubungi nomor telepon (0274) 553333 atau hotline 085799057765 (konseling perempuan dan anak), 085100285002 (konseling laki-laki). Anda juga bisa mengunjungi kantor kami di Jalan Jambon IV Kompleks Jatimulyo Indah, Tegalrejo, Jogja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

ASN Ini Rekam 6 Teman Kerja Perempuan di Toilet Pakai Ponsel Tersembunyi
Terseret Kasus Pelecehan Seksual, Rektor Nonaktif UP Jalani Visum et Repertum Psikiatrikum
Kasus Pemerkosaan dan Pelecehan Seksual Jadi Kasus Terbanyak di Mahkamah Syariyah di Aceh
Komnas PA Sebut Kekerasan yang Dialami Anak Mayoritas Kekerasan Seksual

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Penjualan Busana Muslim di PGS Solo Meningkat saat Ramadan
  2. Survei Menunjukkan Mayoritas Masyarakat Pakai Uang THR untuk Belanja
  3. Tambah 3 Orang dalam Sepekan, Total Kematian akibat DBD di Klaten Jadi 12 Orang
  4. Tinggal Diumumkan, Owner Formula 1 Ambil Alih Kejuaraan MotoGP

Berita Terbaru Lainnya

OPINI: Wacana Pembatasan Pertalite
HIKMAH RAMADAN: Kekuatan Doa

HIKMAH RAMADAN: Kekuatan Doa

Opini | 2 days ago
OPINI:  Mengendalikan Inflasi Pangan
HIKMAH RAMADAN: Ramadan di Gaza Palestina
OPINI: Salib Tanpa Dipikul

OPINI: Salib Tanpa Dipikul

Opini | 4 days ago
HIKMAH RAMADAN: Orang yang Merugi di Bulan Ramadan
OPINI: Bijak Mengurangi Sampah, Wujudkan Ramadan Penuh Berkah
HIKMAH RAMADAN: Berpuasa Ramadan di Era Post Truth
OPINI: Program Makan Siang dan Susu Gratis: Apakah Efektif?
HIKMAH RAMADAN: Dakwah Bil Hal Melalui Solidaritas Digital di Era 4.0