Opini

OPINI: Energi APBN 2022 Mereformasi Pendidikan

Penulis: Rostamaji Korniawan, Public Relations, Kementerian Keuangan
Tanggal: 04 Oktober 2021 - 06:07 WIB
Rostamaji Korniawan, Public Relations, Kementerian Keuangan

DPR menyetujui kerangka ekonomi makro dan postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022. Bentuk persetujuan ini menjadi bentuk dukungan parlemen kepada pemerintah untuk kembali melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional. Sejak tahun 2020, saat pandemi terjadi, hingga tahun 2022, pemerintah memfokuskan anggaran pendapatan dan belanja negara untuk memulihkan kondisi kesehatan dan ekonomi bangsa. Dalam kondisi darurat, energi APBN bahkan sangat besar digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.

Masa kritis di tahun 2020 dianggap sudah terlewati. Namun, masa ketidakpastian persebaran Covid-19 masih tetap perlu untuk diwaspadai. Masyarakat tetap dianjurkan menjaga kepatuhan diri untuk membangun budaya sehat dan peduli agar tidak menularkan virus yang mungkin tidak mereka sadari.

Budaya peduli kepada orang lain dalam kondisi saat ini adalah menjaga perilaku dan membangun mindset untuk menjaga kesehatan orang yang ada di sekitar kita.

Upaya membangun budaya kepedulian sudah tersirat dalam APBN 2022 melalui reformasi struktural, khususnya reformasi di bidang pendidikan. Pendidikan masih menjadi konsumsi esensial yang dibutuhkan masyarakat secara luas. Pendidikan tidak hanya menanamkan ilmu pengetahuan sebagai ilmu “memori” saja, tetapi pendidikan juga dihadirkan sebagai pembentuk karakter manusia Indonesia yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual.

Model pembangunan manusia ini sejatinya sudah dilakukan dalam beberapa tahun yang lalu. Namun, substansi dan tujuan dari model pendidikan ini masih tetap relevan untuk digaungkan di setiap masa.

Anggaran yang Dibutuhkan

APBN 2022 mengejawantahkan pendidikan melalui alokasi anggaran yang dibutuhkan guna mewujudkan kualitas manusia yang dibutuhkan dunia kerja saat ini. Anggaran pendidikan digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, mulai dari sumber daya manusia, infrastruktur, sarana, prasarana, fasilitas, maupun teknologi pendukung pendidikan itu sendiri.

Perlu untuk diketahui bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang memiliki karakter manusia yang santun dalam berperilaku dan bertutur kata. Seringkali kita melihat ucapan seseorang yang didasari emosional melalui media sosial mereka, yang ternyata dilakukan oleh orang dengan jenjang pendidikan yang cukup tinggi. Belum lagi perilaku negatif lainnya, seperti rasuah, hacking, pelanggar lalu lintas, pencurian, ataupun penipuan. Kesemua perilaku negatif tersebut bisa saja dilakukan oleh orang-orang yang memiliki dasar pendidikan yang sangat tinggi.

Reformasi struktural APBN mendukung perubahan mindset dan budaya manusia dalam berperilaku. Lebih detail, implementasi perubahan tersebut dilakukan oleh kementerian atau lembaga yang bertanggung jawab dalam mengelola seluruh insan manusia di Indonesia.

Reformasi struktural bidang pendidikan dalam APBN 2022 tidak menguraikan secara detail program dan tindak lanjut apa yang harus dilakukan untuk membangun manusia cerdas secara keseluruhan. Namun, APBN 2022 mendukung reformasi pendidikan sebagai bentuk tanggung jawab negara membangun sumber daya manusia masa depan yang berkualitas.

Manusia cerdas Indonesia harus menciptakan peluang bagi manusia-manusia lainnya. Termasuk juga menciptakan ruang bagi manusia lainnya untuk bekerja secara berkolaborasi menghasilkan produk dan manfaat yang bisa dinikmati sesuai dengan porsi dari usahanya masing-masing. Pendidikan menjadi motivasi bagi semua anak bangsa untuk menikmati kehidupan negara ini secara egaliter dan bermanfaat bagi semua orang disekitar. Kekuatan menghadapi tantangan dan kendala juga menjadi bagian dari substansi pendidikan yang diberikan kepada generasi mendatang agar mereka bisa  membentuk pribadi yang tangguh dan tidak mudah mendelegasikan kesalahan kepada orang disekitar mereka. Dengan begitu, energi APBN 2022 untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih baik tidak akan sia-sia.

Energi APBN tidak akan pernah habis untuk mendukung pembangunan nasional, termasuk mereformasi sistem pendidikan di Indonesia. Parlemen juga sudah menyetujui alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp542,8 triliun. Namun, anggaran pendidikan juga masih belum cukup untuk merealisasikan pembentukan manusia Indonesia yang cerdas dalam menyikapi situasi yang selalu dinamis.

Tantangan setiap generasi selalu berbeda dan itu memerlukan keterbukaan yang diperoleh melalui pendidikan. Tidak hanya pendidikan formal, tetapi tacit knowledge juga menjadi nilai tambah lebih dalam menentukan tingkat kinerja seseorang. Tidak bermaksud memposisikan pendidikan formal di level kedua dalam dunia kerja, tetapi kolaborasi antara explicit knowledge dan tacit knowledge bisa membentuk dan memperkuat karakteristik  generasi bangsa itu sendiri.

Sebagai kesimpulan, reformasi struktural APBN 2022 akan selalu mendukung pembangunan nasional secara keseluruhan, termasuk bidang pendidikan. Sementara pandemi Covid-19 masih belum usai dan kita diharapkan tetap patuh dan waspada. Kondisi demikian tidak lantas mematikan energi bangsa ini.

Semua bisa menjalankan aktivitas yang bermanfaat bagi diri dan semua orang, tetapi dengan kepatuhan untuk menjaga kesehatan orang disekitar. Kepedulian itu sama artinya dengan tingginya kualitas bangsa ini karena pendidikan yang sudah mereka terima. Itu artinya, energi APBN sudah memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
Timur Tengah Memanas, Menteri Keuangan Rapat dengan Jajaran Eselon I
Defisit APBN 2025 Dijaga di Bawah Tiga Persen

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Perjalanan Aman dan Murah, Cek Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini
  2. Ini Penyebab Tubuh Terasa Pegal saat Bangun Tidur
  3. Warga Tasikmadu Karanganyar Hilang Misterius, Sepeda Motor dan HP Ditemukan
  4. Mencari Biawak, Warga Asal Boyolali Tenggelam di Bengawan Solo Sragen

Berita Terbaru Lainnya

OPINI: Menghayati Pola Hidup Minimalis
OPINI: Pelajaran Bencana Alam Dubai
OPINI: Krisis Geopolitik dan Risiko Fiskal
OPINI: Faktor Motivasi dan Turunnya Angka Pernikahan di Indonesia
OPINI: Kartini Membangun untuk Indonesia Gemilang
OPINI: Buku untuk Masa Depan

OPINI: Buku untuk Masa Depan

Opini | 1 week ago
OPINI: Peran Upah dalam Dinamika Pengangguran di Indonesia
OPINI: Dari QRISnomics Menuju Yogya QRIStimewa
OPINI: Mudik 2024 dan Refleksi Masalah Kependudukan DIY
OPINI: Harmonisasi Organisasi, Belajar dari Kisah Munki & Trunk