Opini

OPINI: Menyongsong Generasi Emas 2045  

Penulis: Rr. Erny Trisusilningsih, Guru SD Negeri 1 Wonorejo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo
Tanggal: 08 Oktober 2021 - 04:27 WIB
Rr. Erny Trisusilningsih, Guru SD Negeri 1 Wonorejo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo

Menyongsong bangkitnya Generasi Emas Indonesia tahun 2045, diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern, serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dalam konteks demikian, pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Cita-cita dan impian Indonesia untuk tahun 2045 adalah berdaulat, maju, adil dan  makmur.  Untuk itu harus didukung dengan empat pilar yang menopangnya, yakni  1) pembangunan SDM dan penguasaan iptek, 2) perkembangan ekenomi berkelanjutan, 3) pemerataan pembangunan, dan 4) ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.   

Dalam pembangunan yang berkelanjutan, Indonesia telah ikut menyepakati dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) dengan salah satu fokus pada tujuan secara global peningkatan kualitas pendidikan.  Implementasi kesepakatan tersebut telah dikeluarkan Peraturan Presiden (PP) No.59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, antara lain dengan menetapkan tujuan global pendidikan yakni menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. 

Namun demikian untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak perempuan.

Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat, namun upaya lebih berani dibutuhkan untuk membuat langkah yang lebih besar untuk mencapai tujuan pendidikan universal. Misalnya, dunia telah mencapai  kesetaraan dalam pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki, namun beberapa negara telah mencapai target di semua tingkat pendidikan.  

Salah satu persoalan yang menghambat kemajuan pendidikan di dunia internasional secara global adalah belum sinkronnya grand design atau blue print perencanaan jangka panjang atas pembangunan pendidikan yang bersifat strategis dan visioner mengikuti perkembangan global. Akibatnya, pembangunan pendidikan nasional berjalan tanpa roh dan panduan yang lebih visioner, serta cenderung pragmatis dan berorientasi jangka pendek.

Pentingnya peta jalan ini diharapkan kualitas pendidikan nasional memiliki visi yang jauh kedepan agar dapat menyamai negara-negara lain yang lebih maju. Peta Jalan Generasi Emas 2045 adalah dokumen rencana yang memuat kebijakan strategis tahapan-tahapan dalam pencapaian kualitas pendidikan tahun 2016 (base line) hingga tahun 2045 yang sesuai dengan sasaran pembangunan nasional.

Dalam menyongsong Generasi Emas 2045, bonus demografi harus disikapi dengan baik. Pembangunan manusia Indonesia harus ditopang dengan kebijakan pengendalian populasi penduduk yang memadai, yang bertujuan untuk memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan penyebaran penduduk. Selain pengendalian pertumbuhan penduduk, pemerataan sebaran penduduk harus dilakukan agar tidak terpusat di sentra-sentra pembangunan ekonomi tertentu. Angka urbanisasi harus dapat ditekan. Kebijakan populasi penduduk harus dilaksanakan seiring dengan kebijakan pemerataan pembangunan ekonomi dan desentralisasi.

Faktor Pendidikan

Dalam mengelola bonus demografi, faktor pendidikan sangat menentukan. Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila ditanam sekarang maka baru dapat dirasakan hasilnya pada 10 hingga 20 tahun mendatang. Maka dari itu, bangsa Indonesia harus bersinergi untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka). Persoalan-persoalan dapat dipecahkan bersama-sama dengan berkolaborasi, karenanya pendidikan yang bermutu harus terus diupayakan oleh semua pihak.

Guru adalah kunci, mereka adalah mutiaranya agent of change, pelaku perubahan agar menghasilkan manusia Indonesia yang religius, cerdas, produktif, andal dan komprehensif melalui layanan pembelajaran yang prima terhadap peserta didiknya, sehingga terwujud Generasi Emas tahun 2045.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

NGUDARASA: Sistem Telah Diterapkan, Kok Tetap Macet?
OPINI: Perebutan Empat Pulau, Konflik Berkepanjangan antara Sumatra Utara dan Aceh
OPINI: Kemiskinan Perempuan Kepala Keluarga
OPINI: Menakar Moralitas Bisnis Pinjol

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

OPINI: Awas Brain Rot Mengintai Anak Muda!
OPINI: Tarif Amerika dan Pelambatan Ekonomi, Saatnya DIY Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal
OPINI: Diam karena Takut: Ketika Stigma Tutup Akses Rehabilitasi Narkoba
NGUDARASA: Sistem Telah Diterapkan, Kok Tetap Macet?
OPINI: Menakar Moralitas Bisnis Pinjol
OPINI: Belajar Digital, Bekerja Global: Inilah Sistem Informasi di UKDW
NGUDARASA: Keadilan Restoratif, Solusi yang Kian Diminati
OPINI: Saatnya Jamu Naik Kelas

OPINI: Saatnya Jamu Naik Kelas

Opini | 1 month ago
NGUDARASA: Panen Berkali-kali Berkat Padi Abadi
NGUDARASA: Menanam Baterai, Memanen Energi Hijau