Opini

OPINI: Menjadi Guru di Masa Pandemi  

Penulis: Rr. Erny Trisusilningsih, Guru SD Negeri 1 Wonorejo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo
Tanggal: 12 Oktober 2021 - 06:07 WIB
Rr. Erny Trisusilningsih, Guru SD Negeri 1 Wonorejo, Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah menyentuh lebih dari  114 negara di seluruh dunia  dengan total kasus penduduk yang terinfeksi lebih dari 151 juta jiwa dan 3,1 juta jiwa di antaranya meninggal dunia. Virus yang muncul pertama kali di Wuhan, China ini, juga menjadi pandemi di negara kita dengan total kasus per 26 September 2021 mencapai 4.208.013 jiwa dan 141.467 jiwa di antaranya meninggal dunia.

Seluruh aspek kehidupan terganggu karena adanya virus ini, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, pariwisata maupun pendidikan. Dalam bidang pendidikan, dampak pandemi ini sangat dirasakan. Di antaranya seluruh institusi pendidikan/sekolah ditutup, dan proses belajar mengajar dilaksanakan secara daring/online sebagai bentuk physical and social distancing dalam rangka menghambat penularan Covid-19.

Dengan pembelajaran secara daring, tentunya ada perubahan yang signifikan dalam sistem belajar mengajar. Bila sebelumnya bertatap muka langsung sekarang beralih ke pembelajaran jarak jauh  yang disebut dengan e-learning.

Pembelajaran daring ini memanfaatkan jaringan Internet dalam proses pembelajaran dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya, melalui pembelajaran daring siswa dapat belajar kapanpun dan dimana saja sehingga lebih fleksibel.

Kekurangannya, pembelajaran secara daring sering terkendala oleh sinyal yang kurang stabil serta kurangnya kedekatan emosional antara guru dan siswa.

Peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran secara daring ini, karena gurulah yang harus memikirkan rencana pembelajaran secara matang agar tujuan pembelajaran tetap tercapai. Termasuk memilih aplikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran sehingga guru dan siswa merasa nyaman dan dapat berinteraksi secara optimal. Aplikasi yang dimaksud di antaranya Google Meet, Google Classroom, Zoom, Video Converence, serta Whatsapp Group.

Menjadi guru di masa pandemi memang harus total agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Bukan hanya mengandalkan profesionalisme guru sebagaimana dinyatakan secara ekspilisit dalam Undang-Undang No.14/2005 tentang Guru dan Dosen  bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah, tetapi juga menguasai teknologi yang mendukung pembelajaran secara daring.

Berjalan atau tidaknya pembelajaran secara daring di masa pandemi ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu tingkat kematangan persiapan yang diakukan oleh pihak sekolah, kesiapan orang tua/keluarga dalam mengawasi anak ketika sedang melakukan pembelajaran secara daring, serta kesiapan guru dalam menguasai materi serta penggunaan metode yang cocok dilakukan untuk pembelajaran daring. Semuanya itu harus dipersiapkan dengan matang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai serta kebutuhan siswa dapat terpenuhi dengan baik walaupun pembelajaranya di laksanakan secara daring.

Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring, kemungkinan terjadi beberapa kendala yang dialami oleh siswa,  guru, maupun orang tua, yaitu kurangnya penguasaan teknologi, pengeluaran biaya Internet yang semakin bertambah, menambah pekerjaan orang tua karena harus mengawasi anak dalam pembelajaran daring, sulitnya mendapatkan jaringan Internet di daerah pedalaman,  komunikasi dan sosialisasi antarsiswa, guru, dan orang tua menjadi berkurang dan jam kerja yang menjadi bertambah bagi guru.  Guru  juga masih harus membuat  membuat strategi, model, serta media pembelajaran yang menarik bagi siswa agar siswa tidak bosan.

Penentu Utama

Guru menjadi penentu utama keberhasilan proses pembelajaran daring, maka dari itu guru harus terus memperkaya kompetensi, keterampilan dan terus belajar. Pihak sekolah juga perlu mengevaluasi pembelajaran daring tersebut agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai secara optimal. Guru tidak boleh semata-mata hanya memberikan tugas, tetapi harus memperhitungkan proses pembelajaran secara matang.

Guru juga harus mengapresiasi capaian peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal lain yang sangat penting dalam menghadapi pembelajaran daring ke depannya adalah pemerintah perlu menyediakan kurikulum yang feksibel dan siap untuk menghadapi pandemi yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

UGM Kembangkan Booster Pakan untuk Tingkatkan Produksi Susu Sapi
PSM UAJY Kembali Raih Juara di Ajang Internasional di Sarawak Malaysia
XLSMART Dukung Digitalisasi Pendidikan di Indramayu
Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 30 Oktober 2025

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Reformasi Kepatuhan: Cara Target Pajak 2026 Tanpa Kenaikan Tarif
Belajar Bahasa Inggris untuk Generasi Digital Native
FOMO Wellness Fisik: Tren Baru Gen Z Biar Sehat dan Bahagia
Refleksi Satu Dekade Jogja Kota Batik Dunia
OPINI: Keracunan MBG, Saatnya Segera Memperbaiki Sistem Tata Kelola
Menyelamatkan Umbi-Umbian Minor Lewat Jajanan Anak
Mencari Keadilan Bagi Anak Negeri: Dari Ojol yang Tewas hingga Profesor Instan
Berhenti Sejenak: Tubuh dan Dunia Tanpa Jeda
OPINI: Ketika Kemerdekaan Tak Menciptakan Kedaulatan Teknologi
OPINI: Anak Muda, Karier, dan Pencarian Makna