Opini

OPINI: Kulonprogo Menanti Gebrakan Lurah Terpilih

Penulis: H.M. Maryono, Sekretaris Komisi 1 DPRD Kulonprogo
Tanggal: 01 Desember 2021 - 05:17 WIB
HM Maryono, Sekretaris komisi 1 DPRD Kulonprogo

Pelantikan lurah terpilih hasil Pemilihan Lurah (Pilur) Serentak Kabupaten Kulonprogo, 24 Oktober 2021 lalu, telah dilaksanakan di Aula Adikarta, kompleks Kantor Pemkab Kulonprogo Selasa (30/11). Sebanyak 68 lurah terpilih hasil Pemilihan Lurah Serentak dan 1 Lurah terpilih dari hasil Pemilihan Lurah Antar Waktu dilantik oleh Bupati Kulonprogo.

Dari 69 Lurah terpilih tersebut sebagian merupakan wajah lama atau petahana. Artinya sebelumnya pernah menjabat sebagai lurah setempat dan sebagian lagi merupakan wajah baru dari tokoh masyarakat yang belum pernah menjabat sebagai lurah.

Pelantikan Lurah di Kulonprogo menjadi hal yang ramai dibincangkan masyarakat dan diberitakan di media cetak dan elektronik. Hal ini disebabkan karena lurah berkedudukan sebagai kepala pemerintah kalurahan, memiliki peran yang strategis dan menentukan arah pembangunan kalurahan. Selain sebagai pemimpin bagi seluruh warga masyarakatnya, lurah juga merupakan pemimpin birokrasi pemerintah kalurahan.

Sebagai pemimpin bagi warga masyarakat, lurah harus mampu mengayomi seluruh elemen masyarakat dan tidak ada pembedaan atau diskriminasi oleh lurah dalam memberikan pelayanan kepada warga masyarakatnya. Sementara sebagai pemimpin birokrasi pemerintah kalurahan, lurah dituntut untuk menyelenggarakan pemerintahan secara transparan, akuntabel, profesional, dan menerapkan asas-asas good government dan clean governance.

Ada segudang harapan warga masyarakat terhadap 69 lurah terpilih di Kulonprogo. Harapan itu tentunya menyangkut banyak hal, sesuai dengan tuntutan hidup zaman sekarang yang telah memasuki era globalisasi yang penuh persaingan. Masalah kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan kecukupan pangan, sandang dan papan tentu menjadi masalah prioritas yang diharapkan masyarakat dapat dipecahkan segera oleh lurah terpilih.

 

Berbasis Data

Lurah terpilih di era sekarang tentu dituntut tidak hanya mampu menjalankan roda pemerintahan di Kalurahan dan bisa mengayomi seluruh warganya tanpa diskriminasi atau perbedaan perlakuan, tetapi juga dituntut memiliki jiwa entrepreneur sehingga mampu membuat gebrakan program yang dapat menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Jiwa entrepreneur sendiri merupakan jiwa seorang pemimpin yang berani mengambil risiko, percaya diri, mandiri, inovatif dan progresif. Dua hal yang terakhir menjadi tuntutan masyarakat yang tidak bisa ditawar-tawar.

Masyarakat sekarang tentu sudah bosan dengan lurah yang programnya monoton, itu-itu saja, menjalankan program seperti tahun-tahun sebelumnya tanpa inovasi yang berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Program kerja yang tanpa tujuan jelas, hanya menuruti keinginan bukan kebutuhan masyarakat, juga sudah bukan zamannya lagi. Terkait dengan hal tersebut, perencanaan yang berbasis data menjadi tuntutan mutlak. Sehingga program dan kegiatan yang direncanakan sesuai kebutuhan masyarakat dengan tujuan, sasaran dan hasil yang jelas dan konkret.

Lurah saat ini juga harus progresif yang berarti berjiwa pembelajar, mau mengembangkan potensi diri terus-menerus dan bisa mengembangkan/memajukan organisasi, dalam hal ini pemerintah kalurahan. Lurah yang mau belajar terhadap hal-hal yang baru dan mau mengembangkan potensi diri, tentu akan terus berupaya mengembangkan program-program pembangunan yang memiliki daya ungkit tinggi untuk menyejahterakan masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan. Istilah ngamatke, niru, lan nambahi yang dilontarkan mantan Bupati Kulonprogo yang sekarang menjadi Kepala BKKBN RI ini cocok untuk penerapan jiwa progresif ini.

 

Optimalkan Bujet

Di sinilah seorang lurah dituntut mampu mengoptimalkan penggunaan APB-Des, bisa mendorong dan meningkatkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des) dalam mengaktualisasikan segenap potensi desa melalui aktivitas bisnis yang menguntungkan, mampu dan mau menjalin kemitraan dengan pihak lain (pemerintah dan swasta) yang memberi dampak positif serta mampu mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia secara efektif dan efisien.

Semuanya itu tentu harus selaras dengan visi Pemerintah Kabupaten Kulonprogo yakni terwujudnya masyarakat Kulonprogo yang sejahtera, aman, tenteram, berkarakter dan berbudaya berdasarkan iman dan takwa, dengan empat misinya: (1) mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, berprestasi, mandiri, berkarakter dan berbudaya; (2) menciptakan perekonomian yang berbasis kerakyatan; (3) mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam lingkungan kehidupan yang aman, tertib dan tenteram; dan (4) mewujudkan pembangunan berbasis kawasan dengan mengoptimalkan sumber daya alam dan didukung oleh teknologi serta infrastruktur yang berkualitas.

Kulonprogo telah berobsesi menjadi The Jewel of Java, intannya Pulau Jawa yang memiliki masa depan cerah, yang menjadi impian setiap warga masyarakat dan pemimpinnya. Oleh karena itu tidak terlalu salah jika kita mengharap ada gebrakan program yang inovatif dan kreatif dari lurah terpilih ini. Harapannya, Kulonprogo cepat menjadi maju dan mandiri sehingga masyarakatnya makmur dan sejahtera.

Ditulis oleh: H.M. Maryono, Sekretaris komisi 1 DPRD Kulonprogo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

OPINI: Kartini Membangun untuk Indonesia Gemilang
OPINI: Buku untuk Masa Depan
OPINI: Peran Upah dalam Dinamika Pengangguran di Indonesia
OPINI: Dari QRISnomics Menuju Yogya QRIStimewa

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Waspada! Pencurian Ternak Marak di Kulonprogo, Semalam 5 Kambing Hilang
  2. Mendagri Serahkan Penghargaan Kepala Daerah Berprestasi di Peringatan Hari Otda
  3. Surya Paloh Sepakat Ikut Gabung Koalisi Besar Prabowo
  4. Pasutri di Semarang Curi Samsung S23 Ultra, Tapi Tak Tahu Harganya Setara Sapi

Berita Terbaru Lainnya

OPINI: Kartini Membangun untuk Indonesia Gemilang
OPINI: Buku untuk Masa Depan

OPINI: Buku untuk Masa Depan

Opini | 2 days ago
OPINI: Peran Upah dalam Dinamika Pengangguran di Indonesia
OPINI: Dari QRISnomics Menuju Yogya QRIStimewa
OPINI: Mudik 2024 dan Refleksi Masalah Kependudukan DIY
OPINI: Harmonisasi Organisasi, Belajar dari Kisah Munki & Trunk
OPINI: Mengatur Keuangan di Masa Lebaran
OPINI: Catatan Pendek Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta
Menghadapi Pertanyaan Stigmatif Saat Lebaran
Mengatur Keuangan Di Masa Lebaran Agar Saldo Tak Berakhir 0