Advertisement

Terinspirasi Tamagotchi, Ilmuwan Ciptakan Jam Tangan Pintar Bertenaga Jamur Hidup

Lajeng Padmaratri
Kamis, 02 Februari 2023 - 17:47 WIB
Lajeng Padmaratri
Terinspirasi Tamagotchi, Ilmuwan Ciptakan Jam Tangan Pintar Bertenaga Jamur Hidup Smartwatch bertenaga jamur lendir. / Oddity Central

Advertisement

Harianjogja.com, CHICAGO—Dalam upaya mengeksplorasi hubungan yang dimiliki manusia dengan smartphone dan smartwatch, para peneliti baru-baru ini menciptakan jam tangan pintar yang ditenagai oleh organisme hidup.

Perangkat seperti ponsel pintar, jam tangan pintar, dan laptop telah menjadi bagian dari rutinitas harian manusia. Studi telah menunjukkan bahwa banyak orang merasa tidak dapat berfungsi dengan baik tanpanya.

Advertisement

Namun, sebagai akibat dari budaya konsumerisme, kebanyakan dari kita tidak masalah membuang gadget kita begitu kita mampu membeli yang baru, yang lebih canggih, bahkan jika kita tidak benar-benar membutuhkannya. Namun, bagaimana jika ada cara untuk merasa lebih terikat dengan gadget tersebut, apakah hal itu akan membuat kita berpikir dua kali sebelum menggantinya?

Terinspirasi oleh Tamagotchi, mainan Jepang yang menjadi fenomena internasional selama tahun 1990-an, para ilmuwan di Universitas Chicago menciptakan jenis jam tangan pintar yang unik karena hanya berfungsi jika organisme hidup di dalamnya tetap hidup.

Mainan Tamagotchi adalah perangkat berbentuk telur yang memungkinkan pengguna merawat hewan peliharaan digital dengan memberi makan, melatih, dan mendisiplinkannya. Jika tidak diberi perhatian yang cukup, hewan peliharaan tersebut akan mati, dan pemain harus memulai dari awal.

Permainan itu sangat populer di tahun 1990-an dan awal 2000-an dan masih tersedia sampai sekarang. Mainan ini adalah inspirasi asli untuk jam tangan pintar unik di mana hewan peliharaan digital digantikan oleh organisme hidup berupa jamur lendir.

Jamur lendir diketahui merupakan organisme sel tunggal yang kondusif secara elektrik. Agar jam tangan tetap berfungsi, pengguna harus menjaga jamurnya tetap hidup. Jika jamur mati, perangkat otomatis akan berhenti berfungsi.

Jasmine Lu dan Pedro Lopes, dua ilmuwan Universitas Chicago di balik jam tangan pintar yang menarik ini, ingin melihat apakah menghidupkan teknologi gawai secara harfiah akan mengubah hubungan manusia dengan mereka.

Mereka membuat kandang yang melekat pada jam tangan pintar dan menempatkan spesies jamur lendir yang dikenal sebagai Physarum polycephalum di dalamnya. Supaya bisa menggunakan salah satu fungsi utama aksesori ini yaitu pemantauan detak jantung, pengguna perlu menjaga agar jamur tetap hidup dengan memberi makan dan merawatnya.

Begini cara kerjanya. Adapun jamur lendir ditempatkan di satu sisi kandang dan saat diberi campuran air dan gandum, ia tumbuh ke sisi lain kandang membentuk sirkuit listrik yang mengaktifkan fungsi monitor detak jantung. Jika jamur tidak diberi makan dan diabaikan, jamur menjadi tidak aktif dan sirkuit terputus.

Menariknya, pengguna dapat membiarkan jamur lendir hewan peliharaan mereka selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, karena dapat "dihidupkan kembali" dengan melanjutkan perawatannya. Tetapi, para ilmuwan ingin tahu apakah hanya dengan mengetahui bahwa ada organisme hidup yang tidak aktif di sana bisa mempengaruhi hubungan manusia dengan gadget.

“Banyak penelitian interaksi manusia-komputer dimotivasi dengan membuat sesuatu lebih mudah digunakan dan lebih cepat digunakan. Tapi Jasmine berpikir harus ada lebih banyak gesekan; Anda harus merawatnya dan memberinya makan setiap hari, hanya untuk merenungkannya. Jadi, ini seperti setengah karya seni dan setengah penelitian,” kata Lopes.

Setelah menguji gadget tersebut, para ilmuwan memutuskan untuk melakukan percobaan kecil sehingga mereka memberikan lima jam tangan pintar bertenaga jamur lendir kepada lima orang selama dua minggu. Selama minggu pertama, peserta diminta memberi makan jamur sampai cukup besar untuk mengaktifkan fungsi pemantauan jantung. Kemudian, selama minggu kedua, mereka diminta berhenti memberi makan organisme sampai mengering. Sepanjang percobaan, mereka diminta untuk menuliskan perasaan mereka tentang gadget dan menjawab beberapa pertanyaan.

Hasil menunjukkan bahwa orang menjadi lebih terikat pada jam tangan pintar mereka, beberapa bahkan menamainya atau meminta orang lain untuk memberi mereka makan ketika mereka tidak bisa melakukannya. Yang lebih mengejutkan adalah reaksi pada tahap kedua percobaan dengan peserta yang mengungkapkan rasa bersalah atau bahkan kesedihan saat melihat jamur lendir mereka menghilang.

Kita mungkin tidak akan pernah melihat versi komersial dari jam tangan pintar bertenaga jamur lendir ini, tetapi itu bukanlah ide dari eksperimen yang menarik ini. Para ilmuwan hanya ingin menekankan pentingnya keterikatan emosional dan bahkan mungkin menginspirasi perancang gadget untuk membuat perangkat yang menginspirasi keterikatan dan saling menguntungkan, bukan alat generik yang hanya dimaksudkan untuk konsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Oddity Central

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement