Advertisement

Bahaya Sering Gonta-ganti Merek Oli Mesin Mobil

Akhmad Ludiyanto
Sabtu, 11 Februari 2023 - 18:47 WIB
Jumali
Bahaya Sering Gonta-ganti Merek Oli Mesin Mobil Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Guna menunjang kerja mesin, oli kendaraan, dalam hal ini mobil perlu diganti secara berkala. Gonta-ganti merek oli mesin mobil sebenarnya diperbolehkan, hanya saja banyak yang menganggap bahwa hal ini bisa merusak kondisi mesin.

BACA JUGA: Ciri Mobil Harus Ganti Oli Mesin

Advertisement

Bagi beberapa pemilik mobil, mengganti merek oli dianggap membahayakan mesin. Namun, menurut para ahli, sebenarnya ada trik supaya penggantian merek oli tidak berpotensi merusak mesin.

Saat akan mengganti oli mesin, hal yang perlu diperhatikan adalah spesifikasi mesin, bukan mereknya. Biasanya, pabrikan mobil sudah menjelaskan mengenai spesifikasi oli dalam buku manual mobil.

Kamu bisa mencocokkan spesifikasi mesin dengan oli yang akan digunakan. Selama bahan dasar oli masih sama dan spesifikasinya juga sesuai, maka tidak masalah kalau mengganti merek oli.

Tapi, pastikan juga bahwa merek oli yang dipilih adalah merek yang berkualitas. Jangan sampai kamu memilih merek yang belum terpercaya karena berisiko merusak mesin mobil. Ada beberapa hal yang perlu diketahui seputar penggantian oli, seperti dikutip dari Lifepal.

Efek buruk sering gonta-ganti merek oli mobil

Meskipun ganti merek oli mesin mobil tidak berbahaya, namun tetap ada beberapa risiko efek samping yang berpotensi dialami jika terlalu sering mengganti merek. Berikut ini beberapa efek buruk tersebut.

- Mesin cepat panas

Kalau kamu salah memilih karakter oli, ada risiko bahwa mesin akan jadi cepat panas. Sebenarnya, hal ini bukan disebabkan oleh perbedaan merek, tapi perbedaan karakter oli.

Hanya saja, berbeda merek biasanya juga cenderung memiliki karakter yang berbeda. Sehingga, jika diganti terus menerus maka akan menyebabkan mesin jadi cepat panas.

- Mesin berkerak

Selain cepat panas, ganti merek oli mesin mobil terlalu sering juga bisa membuat mesin jadi berkerak. Ini bisa terjadi karena perbedaan oli membentuk oil smudge atau oli berlumpur.

Oli berlumpur bisa terbentuk karena setiap merek memiliki tingkat kekentalan oli yang berbeda. Jika oli yang terlalu encer dicampurkan dengan oli yang lebih kental, maka berpotensi terbentuk oil smudge dan membuat mesin berkerak.


-Tarikan mesin loyo

Jika sering ganti merek oli mesin mobil, ada risiko bahwa tarikan mesin menjadi loyo. Ini bisa terjadi karena bagian dalam mesin terdapat penumpukan oli.

Oli yang berlumpur dan menumpuk akan memicu gesekan berlebih dalam komponen mesin. Ini membuat mesin jadi panas dan tarikan mesin pun menjadi loyo.

Oli rembes

Pada mesin, terdapat seal yang berfungsi sebagai penutup tabung oli. Seal ini terbuat dari bahan karet yang elastis dan bisa menutup dengan kencang.

Jika oli yang digunakan menjadi berlumpur dan rusak, maka seal pun bisa ikut rusak. Seal yang rusak tidak mampu menutup dengan baik sehingga memicu oli mobil rembes.

Berikut cara memilih oli mobil yang tepat

Pada dasarnya, ganti merek oli mesin mobil tidak berbahaya, asalkan kamu memilih oli dengan spesifikasi yang sama serta tingkat kekentalan yang sama.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan memilih oli mesin mobil. Berikut ini tips memilih oli mesin mobil yang bisa diikuti.

- Sesuaikan dengan rekomendasi pabrik

Saat mobil baru dibeli, akan ada buku manual atau buku panduan yang disertakan dalam mobil oleh pabrikan mobil. Dalam buku tersebut, terdapat informasi mengenai spesifikasi mesin dan kecocokannya dengan oli.

Di dalam buku tersebut juga tertulis rekomendasi oli yang dianggap kompatibel dengan mesin mobil. Jadi, saat akan memilih oli, sebaiknya pastikan olinya sesuai dengan rekomendasi tersebut.

- Pilih oli yang bersertifikasi

Tips memilih oli mobil yang berikutnya adalah memilih oli yang sudah bersertifikasi. Sertifikasi oli biasanya diberikan oleh badan atau lembaga terpercaya, seperti API, ACEA, ILSAC, dan JASO.

Oli yang sudah bersertifikasi lebih terjamin kualitasnya dan sudah terbukti sesuai dengan standar oli mobil. Jadi, bisa dipastikan bahwa oli tersebut aman digunakan pada mesin mobil.

-Sesuaikan tingkat keenceran oli dengan lingkungan

Suhu udara di sekitar tempat tinggalmu akan mempengaruhi kondisi oli. Oleh sebab itu, disarankan untuk menyesuaikan tingkat keenceran oli dengan lingkungan.

Misalnya, untuk oli dengan tingkat keenceran rendah, lebih cocok digunakan pada daerah bersuhu panas. Sebab, oli yang lebih kental juga lebih aman untuk digunakan pada mesin yang panas karena cuaca.

Sementara, untuk oli dengan tingkat keenceran tinggi, disarankan untuk digunakan di lokasi yang bersuhu dingin. Ini untuk menghindari oli membeku karena efek cuaca yang dingin.

- Sesuaikan oli dengan jenis kopling

Selain menyesuaikan oli dengan lingkungan, perlu juga menyesuaikannya dengan jenis kopling. Hal ini sangat penting jika kamu ingin ganti merk oli mobil.

Untuk kopling basah, direkomendasikan menggunakan oli JASO MA. Oli jenis ini memiliki formulasi yang bersifat lebih lengket sehingga cocok untuk kopling basah.

Sementara, untuk kopling kering, disarankan pakai oli JASO MB. Oli jenis ini cenderung lebih licin sehingga cocok untuk kopling kering.

- Perhatikan jenis oli

Pada dasarnya, ada dua jenis oli mobil, yaitu oli sintetis dan oli mineral. Oli sintetis dibuat dari campuran bahan kimia yang memiliki sifat aditif. Sementara, oli mineral dibuat dari hasil ekstraksi minyak bumi yang lebih alami.

Tidak semua mobil bisa menggunakan oli sintetis maupun oli mineral. Oli sintetis lebih direkomendasikan untuk pemilik mobil pabrikan baru. Sementara, oli mineral lebih cocok digunakan pada mobil keluaran lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Konflik Israel di Gaza, China Serukan Gencatan Senjata

News
| Selasa, 16 April 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement