Advertisement

Seru & Haru, Guru Pentaskan Kisah Mengajar di Festival Sekolah Menyenangkan

Sunartono
Jum'at, 03 Februari 2023 - 05:17 WIB
Sunartono
Seru & Haru, Guru Pentaskan Kisah Mengajar di Festival Sekolah Menyenangkan Guru dan siswa menampilkan pementasan dalam festival sekolah menyenangkan di TBY, Kamis (2/2/2023). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 800 orang guru hingga sukarelawan pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul dalam Festival Sekolah Menyenangkan di Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (2/2/2023). Para guru menampilkan pementasan kisah seru dan haru dalam melakukan perubahan mengajar di kelas. Mereka sepakat untuk menjadikan pengajaran lebih memanusiakan manusia.

Dita seorang guru asal Bantul dan Martini dari Tangerang. Keduanya merupakan anggota Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Tampil dengan puisi yang berisi tentang guru di masa lalu yang seolah tidak memberikan ruang kebebasan bagi siswa.

Advertisement

“Baginya haram menyampaikan pendapat, mulut harus tertutup rapat. Satu dua tiga, tangan di atas meja dengan sikap sempurna, begitulah guru di masa lalu,” katanya saat membacakan puisi dalam festival itu.

BACA JUGA : Peringati Hari Guru, BBGP DIY Gelar Pameran Inovasi Guru

Selain itu ada guru asal Tangerang Selatan bernama Frida Tesalonik yang juga membacakan kisanya saat menjadi seorang guru yang killer. Akan tetapi setelah bertemu dengan komunitas GSM, ia dapat berubah dan tidak lagi menakutkan di hadapan siswa.

“Dahulu ketika saya melangkahkan kaki menuju kelas, para siswa berlarian masuk ke kelas dan saat saya sampai kelas, mereka menyambutnya dengan muram,” ucapnya.

Pementasan itu juga menunjukkan sejumlah pertunjukan seru untuk menggambarkan pentingnya sekolah menyenangkan sehingga siswa tidak bosan. Festival ini sengaja membingkai komunitas yang sebagian besar merupakan pendidik sebagai pemeran utama. Hal ini sejalan dengan upaya merayakan perubahan dan merefleksikan perjalanan perubahan yang dilakukan di komunitas. Tujuan lainnya adalah untuk menyatukan kembali spirit dari para penyimpang positif dan pengurus komunitas yang di dalam prosesnya kembali menemukan cinta, jiwa, dan kreativitas seperti pemaknaan meraki itu sendiri.

Menampilkan perwakilan dari 11 komunitas daerah, guru, kepala sekolah dan kepala dinas yang turut hadir untuk memaparkan meraki yang ditemukan di komunitas GSM. Peserta yang datang sekitar 800 orang dari seluruh stakeholder pendidikan dan para murid yang berasal dari 15 daerah di Indonesia dari Medan, Sumatra hingga Supiori, Papua. Tidak sedikit guru-guru yang menemukan meraki dengan berkomunitas. Komunitas GSM dapat menjadi alat untuk para guru agar terus menguatkan satu sama lain.

“Setelah saya bertemu GSM dan berdinamika di GSM, saya kembali menemukan gairah cinta untuk mengajar anak-anak dengan sepenuh hati. Karena saya merasa diterima di GSM dengan penuh cinta, dan rasa itu yang ingin saya tebarkan ke anak-anak saya,” ucap Elisabeth Dimara, seorang guru SD di Supiori, Papua.

BACA JUGA : Guru di Jogja Diminta Ajarkan soal Moderasi Beragama

Pendiri GSM Muhammad Nur Rizal mengatakan pementasan lewat festival itu bertujuan agar untuk publik agar publik menyadari pentingnya melakukan perubahan pendidikan yang lebih memanusiakan. Selain itumenguatkan kesadaran diri sebagai manusia untuk mengantisipasi perubahan dunia masa depan yang tidak menentu dan penuh disrupsi oleh teknologi.

Masa depan yang dihantui oleh persoalan mental, polarisasi di masyarakat, industri serta dunia kerja yang berubah drastis, dan perubahan iklim beserta cuaca yang berpotensi merusak  lanet, perlu didekati oleh manusia yang sadar akan dirinya dan lingkungannya.

“Maka dari itu, meraki sangat diperlukan, dan di situlah Festival Sekolah Menyenangkan dan Simposium diselenggarakan untuk merayakannya di GSM,” kata Dosen UGM ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement