Advertisement

Bahas Isu Antisipasi Krisis Pangan, UAD Hadirkan Pakar dari Berbagai Negara

Sunartono
Sabtu, 21 Oktober 2023 - 17:57 WIB
Sunartono
Bahas Isu Antisipasi Krisis Pangan, UAD Hadirkan Pakar dari Berbagai Negara Peserta International Conference on Food Technology and Agriculture (Icofta) yang digelar Prodi Teknologi Pangan di Amphitarium Kampus 4 UAD, Sabtu (21/10/2023). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah pakar teknologi pangan dari beberapa negara dihadirkan dalam pertemuan ilmiah bertajuk International Conference on Food Technology and Agriculture (Icofta) yang digelar Prodi Teknologi Pangan UAD, Sabtu (21/10/2023). Mengangkat tema Novel Food Technology: Safe, Healthy, and Sustainable menyoroti terkait isu krisis pangan di tengah kondisi cuaca pemanasan global.

Seminar dibuka oleh Rektor UAD, Profesor Muchlas dilanjutkan dengan MoU signing ceremony oleh Profesor Kenan Peker selaku Rektor Munzur University. Pembicara yang hadir di antaranya Profesor Yudi Pranoto selaku ketua PATPI Jogja, Profesor Takuya Sugahara (Ehime University, Japan) dengan topik Indigenous functional food product, Noor Soffalina (Universiti Kebangsaan, Malaysia) dengan topik Exploring marine products for healty food, Profesor Kenan Peker (Munzur University, Turkiye) dengan topik Bio economic of food, zero waste circular economic dan Ibdal  (Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia) dengan toil food waste to energy.

Advertisement

BACA JUGA : Jokowi Ingatkan Calon Pemimpin Soal Potensi Krisis Pangan Akibat Perang

Dosen Teknologi Pangan UAD sekaligus Ketua Panitia ICOFTA Amalya Nurul Khairi mengatakan konferensi ini membahas terkait teknologi pangan yang sehat dan berkelanjutan termasuk kualitas dan keamanan pangan hingga pasokan di masa mendatang.

Ia berharap hasil dari konferensi tersebut akan menghasilkan sejumlah rekomendasi yang akan diberikan ke Pemerintah Pusat maupun Pemda DIY sebagai masukan kebijakan terkait keamanan pangan.

Salah satu isu yang mendesak di antaranya terkait kelanjutan pangan di tengah kondisi cuaca pemanasan global sehingga banyak lahan yang kering. Ketersediaan pasokan pangan yang terhambat karena sebagian besar ekspor impor setiap negara melakukan pengetatan.

“Karena setiap negara ingin mengamankan stok pangannya masing-masing sehingga sebagian besar memperketat ekspor impor. Mereka ingin memprioritaskan pangan untuk penduduknya. Bagaimana negara menyikapinya, oleh karena itu kami mengangkat isu ini,” katanya di sela-sela konferensi.

Salah satu narasumber yang menarik adalah Profesor Takuya Sugahara dari Ehime University, Jepang yang memiliki spesialisasi terhadap beragam jenis makanan lokal umbi-umbian di Indonesia. Ia memahami komoditas pangan di Indonesia dan berbagai kelebihan pangan lokal Indonesia.

BACA JUGA : Tekan Inflasi, Pempov Jateng Gelontorkan 151 Ton Beras Cadangan Di Daerah Miskin Ekstrem

“Profesor dari Jepang ini justru banyak memahami besarnya potensi pangan lokal di Indonesia yang juga kaya nutrisi, seperti umbi Garut ini bisa menjadi pangan alternatif pengganti beras dan terigu yang sekarang cukup susah dan harus impor,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto yang hadir mengapresiasi terselenggaranya konferensi internasional tersebut. Ia meyakini pertemuan ilmiah itu akan menghasilkan banyak pemikiran menarik untuk menjadi masukan guna pembangunan dan ketahanan pangan. “Tentu kami siap ketika nantinya ada rekomendasi, masukan terkait pangan termasuk untuk wilayah DIY,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement