Advertisement

Guru Besar UGM Ingatkan Sedimenter Bisa Memicu Bencana, Ini Penjelasannya

Catur Dwi Janati
Rabu, 06 Desember 2023 - 07:47 WIB
Sunartono
Guru Besar UGM Ingatkan Sedimenter Bisa Memicu Bencana, Ini Penjelasannya Suasana pengkuhan Guru Besar Bidang Sedimentologi-Stratigrafi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Prof. Sugeng Sapto Surjono pada Selasa (5/12/2023) di Balai Senat UGM. - Istimewa/ UGM

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sedimentologi dan stratigrafi dinilai menjadi aspek yang tidak dapat dilepaskan dalam upaya menghindari bencana. Pasalnya proses sedimenter yang berlebihan dapat memicu sejumlah bencana alam.

Guru Besar Bidang Sedimentologi-Stratigrafi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Profesor Sugeng Sapto Surjono mengatakan pemahaman karakteristik batuan sedimen di kerak bumi menuntut seseorang untuk lebih bijak dalam melakukan eksplorasi. Sedangkan mengenali proses sedimentasi akan mengajari sesorang untuk lebih mawas diri pada setiap potensi bencana yang mungkin terjadi.

Advertisement

BACA JUGA : Peran Hidroinformatika Dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana Banjir Bandang

"Terkait dengan eksplorasi sumber daya, saya lebih fokus pada eksplorasi minyak dan gas bumi. Begitu pula pada bidang bencana geologi, juga lebih spesifik pada bencana sedimenter," kata Sugeng dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Balai Senat UGM, Selasa (5/12/2023).

Sugeng menuturkan siklus pembentukan batuan sedimen mencakup erosi, transportasi sedimen, pengendapan dan pembatuan yang terus berlangsung hingga sekarang. Ketika proses sedimenter berlangsung secara berlebihan dan bersinggungan dengan kepentingan manusia, maka hal ini akan mengakibatkan adanya bencana.

"Misalnya erosi yang masif, banjir, tanah longsor, banjir lahar dan sebagainya," ungkap Sugeng.

Di sisi lain, proses erosi dan sedimentasi yang tidak terkendali pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan waduk secara lebih cepat. "Secara singkat dapat dikatakan bahwa sisi potensi negatif dari proses sedimentasi bagi manusia adalah bencana sedimenter itu sendiri," katanya.

Sugeng mencatat dari 1 Januari - 1 November 2023 telah terjadi 461 bencana tanah longsor, 917 banji  dan 24 gelombang pasang serta abrasi yang menimbulkan kerugian finansial cukup besar. Beberapa di antaranya bahkan kerugian jiwa. Proses semacam ini akan terus berjalan sebagai sebuah proses alamiah baik karena kontrol alam maupun pengaruh aktivitas manusia.

BACA JUGA : Ahli Geologi UGM Sebut Lubang di Popohan Kulonprogo Tidak Wajar

Oleh karenanya, Sugeng berpandangan dalam melakukan eksplorasi sumber daya geologi pada batuan sedimen maupun dalam rangka menghindari bencana sedimenter, maka pemahaman terhadap karakteristik dan proses pembentukan batuan sedimen menjadi sebuah keharusan. Peran ahli sedimentologi dan stratigrafi sangat diperlukan untuk mewujudkan kedua tujuan tersebut dapat tercapai secara berkelanjutan.

"Bidang ilmu ini semakin berkembang seiring dengan pemanfaatan ilmu geologi dalam berbagai bidang, baik untuk kegiatan eksplorasi sumber daya geologi maupun mitigasi bencana," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Masalah Lahan di IKN Dipastikan Segera Rampung, AHY: Otorita IKN Tuntaskan Ganti Rugi

News
| Selasa, 21 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement