Advertisement
PKM UMY Latih Pembuatan Filler Metal Aluminium Untuk Pengelasan Asetilin Pada Kelompok Bengkel Las
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Ir. Zuhri Nurisna, S.T., M.T., dosen D3 Teknologi Mesin Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertema Pelatihan Pembuatan Filler Metal Aluminium Untuk Pengelasan Asetilin Pada Kelompok Bengkel Las.
PKM ini berlangsung di Palur Wetan, Palur, Mojolaban, Sukoharjo, 28 Mei 2021 dan diikuti 15 orang dari Kelompok Usaha Las Aluminium
Advertisement
“PKM ini bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan memberikan pelatihan produksi pembuatan filler metal yang digunakan sebagai bahan tambah pengelasan aluminium pada unit usaha bengkel las aluminium yang terletak di Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo,” kata Zuhri.
Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok usaha jasa pengelasan aluminium saat ini yaitu dalam proses pengelasan aluminium menggunakan las asetilin ini membutuhkan filler metal sebagai bahan tambah dalam pengelasan. Filler metal ini tidak tersedia dipasaran sehingga pelaku usaha bengkel las aluminium harus membuat sendiri filler metal ini. Pembuatan filler metal yang saat ini dijalani oleh kelompok usaha bengkel las Anugerah Las menggunakan bahan aluminium seadanya, bahan yang sering digunakan yaitu dari sepatu rem bekas, blok mesin atau piston bekas. Sehingga filler metal yang digunakan tidak bisa sama kualitasnya karena bahan yang digunakan tidak selalu sama. Permasalahan bagaimana melakukan pembuatan filler metal yang tepat dan memiliki kualitas yang sudah teruji masih belum diketahui oleh pekerja las, karena selama ini pekerja las mengerjakan proses pengelasan hanya dilakukan secara otodidak dan berdasarkan pengalaman saja. Sehingga banyak masalah yang sebenarnya ada solusinya tetapi belum dapat teratasi karena minimnya pengetahuan.
Solusinya yaitu yang diberikan pada kelompok usaha las Anugerah Las yaitu memberikan pelatihan teknik pembuatan filler metal yang berkualitas dan sudah teruji melalui penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, bahan filler metal yang berkualitas untuk dijadikan sebagai bahan tambah las yaitu menggunakan limbah piston bus. Limbah piston Bus memiliki komposisi kimia yang lebih baik dibandingkan bahan limbah aluminium yang lainnya. Limbah piston bus tersedia melimpah dipasaran. Penambahan alat las asetilin juga diberikan kepada kelompok usaha bengkel las untuk meningkatkan produktivitas kerja. Program pengabdian ini juga memberikan pendampingan dalam proses produksi pembuatan filler metal. Filler metal yang telah dibuat juga memiliki nilai ekonomis untuk dijual kepada pelaku usaha las alumnium menggunakan las asetilin yang lainnya.
Metode yang dilakukan yaitu dengan pengadaan alat las asetilin dan pembuatan alat pencetak filler metal aluminium. Kemudian kepada kelompok usaha Anugerah Las diberikan pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dan pendampingan proses produksi pembuatan filler metal dengan bahan dari limbah piston bus untuk menghasilkan filler metal yang berkualitas dan memiliki nilai jual. Selain itu juga pelatihan mengenai pengelolaan manajerial organisasi.
Proses pengelasan aluminium di kelompok usaha Las yang dilakukan menggunakan las asetilin sering menemui kendala yaitu hasil pengelasan yang tidak bisa konsisten dan memiliki kualitas hasil las yang seragam. Permasalahan tersebut disebabkan karena dalam proses pengelasan aluminium selalu membutuhkan bahan tambah yaitu filler metal. Filler metal yang selama ini digunakan terbuat dari bahan limbah alumnium dari beragam jenis, sehingga hasil kualitas lasan akan baik ketika mendapat bahan filler metal yang baik. Begitu juga sebaliknya, hasil pengelasan akan buruk apabila mendapat bahan filler metal dari bahan yang tidak bagus.
Hasil dari pengelasan asetilin sering menimbulkan cacat porositas. Cacat porositas dipengaruhi oleh kadar tembaga (Cu) yang terkandung dalam paduan aluminium, bahwa meningkatnya kadar tembaga menaikkan besarnya porositas yang dihasilkan selama pengelasan (Shabestari, 2004). Kenaikan porositas ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, unsur tembaga menyebabkan reaksi eutektik terner pada suhu 525oC. Tingginya kandungan tembaga pada titik cair eutektik meningkatkan penyusutan volumetrik selama pembekuan dan timbulnya porositas. Kedua, koefisien aktivitas hidrogen menurun dengan meningkatnya kadar tembaga dan terjadi penurunan kelarutan hidrogen. Oleh karena itu, porositas terbentuk dengan cepat selama pembekuan pada paduan yang mengandung tembaga (Edwards, 1997).
Solusi dari permasalahan ini yaitu dilakukan proses pembuatan filler metal dari bahan yang sudah teruji berdasarkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh tim pengabdian ini yaitu menguji bahan filler metal yang cocok digunakan untuk mengelas bahan aluminium berbagai jenis. Bahan filler metal dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa bahan limbah dari piston bus memiliki komposisi kimia yang bagus dan sesuai untuk dijadikan filler metal sebagai bahan tambah dalam proses pengelasan aluminium.
Dengan mengaplikasikan pembuatan filler metal dengan bahan yang seragam dan menggunakan bahan yang memiliki kandungan unsur Cu paling minim dapat menghindarkan hasil lasan dari cacat porositas. Pembuatan filler metal dengan menggunakan alat bantu dapat menghasilkan produk filler metal dengan bentuk dan ukuran yang seragam, sehingga memiliki nilai jual untuk dapat dijual kepada pelaku industri las yang lain. Penerapan metode pembuatan filler metal yang baru tentu membutuhkan pelatihan dan pendampingan guna menghasilkan juru las yang handal dalam melakukan pengelasan aluminium dengan menghasilkan filler metal yang berkualitas.
Tahapan kedua dalam pengabdian ini adalah pemberian hibah alat las Asetil;in yang baru beserta seperangkat alat las dan tabung gas oksigen kepada kelompok usaha Anugerah Las, ditunjukkan pada Gambar 5. Pelatihan penggunaan alat las asetilin yang sesuai referensi ilmiah juga diberikan pada pengabdian ini, hal ini ditujukan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang lebih baik dibandingkan dengan las asetilin sebelumnya. Pelatihan las asetilin ini meliputi : set up peralatan las, pemilihan jenis nyala api carburizing, nyala api oksidasi dan nyala api netral berdasarkan jenis bahan yang dilas, set up regulator dengan beberapa variasi tekanan dari oksigen dan asetilin, pemilihan torch blander yang sesuai, penyetelan laju aliran gas oksigen dengan gas asetilin, dan pelatihan teknik operasional las asetilin sesuai dengan referensi ilmiah.
Tahapan ketiga dalam pelatihan pengoperasian las asetilin kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan filler metal yang digunakan sebagai bahan tambah dalam pengelasan aluminium. Refrensi ilmiah perbaikan blok mesin dengan las asetilin sangat minim, sehingga pelaksanaan pengelasan dalam perbaikan bahan-bahan yang terbuat dari aluminium tersebut mengandalkan pengalaman operator. Dalam prakteknya terdapat beberapa material yang dapat digunakan sebagai filler antara lain dari limbah piston bekas bus yang sudah tidak terpakai. Pemilihan jenis filler metal selama ini pada prakteknya hanya berdasarkan pengalaman operator tanpa didasari landasan ilmiah. Karena pengelasan alumninium menggunakan las asetilin ini sangat prospektif, sehingga penelitian pelatihan pembuatan filler metal yang berkualitas dan didasarkan pada referensi ilmiah sangat perlu dilakukan untuk menghasilkan pengelasan yang lebih baik. Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu bentuk kepedulian civitas akademika terhadap masyarakat yang dilakukan di kelompok usaha bengkel las di Palur, Mojolaban, Sukoharjo sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelatihan dan penerapan teknologi pengelasan untuk membantu pelaku usaha las melakukan pengelasan perbaikan produk alumnium dengan kualitas yang lebih baik. Setelah pelatihan dilakukan monitoring secara berkala setiap minggunya untuk memantau perkembangan ketrampilan welder dalam penggunaan alat las asetilin.
“Program Pengabdian ini sangat membantu bagi pelaku usaha pengelasan aluminium, karena dengan adanya pelatihan dan pendampingan pembuatan filler metal, saat ini kami mampu memproduksi sendiri filler metal yang digunakan sebagai bahan tambah dalam pengelasan aluminium. Semoga pendampingan seperti ini terus dilakukan oleh UMY,” kata Sarjono , ketua kelompok usaha las.
Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukan dapat disimpulkan kegiatan pengabdian masyarakat ini telah terlaksana dan mendapatkan sambutan yang baik oleh kelompok usaha Anugerah Las di Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo. Pemberian pelatihan pengelasan menggunakan las asetilin memberikan dampak yang signifikan terhadap pengetahuan dan ketrampilan juru las untuk menghasilkan lasan yang baik, serta meminimalisir terjadinya cacat las. Pelatihan pembuatan filler metal sesuai dengan referensi ilmiah terbukti meningkatkan kualitas hasil lasan yang dihasilkan. kompetensi juru las dalam hal pengetahuan dan penguasaan beberapa jenis metode las. Dengan adanya program pengabdian kepada masyarakat ini dapat meningkatkan penghasilan bagi pengusaha las dan lebih kompetitif dalam bersaing dengan jenis usaha serupa yang lainnya. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- UMY Bantu Warga Dusun Sonyo Pahami Pentingnya Komunikasi Bencana
- UMY Kolaborasi dengan PDM Bantul Kembangkan Agribisnis Singkong
- LP3M UMY Bersama DLH Bantul Wujudkan Kampung Ramah Lingkungan
- UMKM dan PKK di Dusun Ngebel Dilatih Manajemen Organisasi
- KKN REG IT 120 UMY Bantu Digital Marketing UMKM di Bantul
Advertisement
Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Kulonprogo Menurun 26 Persen Selama Libur Lebaran 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement