Advertisement

Union Berlin di Ambang Promosi Perdana ke Bundesliga

Chrisna Chaniscara
Selasa, 21 Mei 2019 - 23:57 WIB
Budi Cahyana
Union Berlin di Ambang Promosi Perdana ke Bundesliga Union Berlin - Reuters/Leon Kuegeler

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Fans Union Berlin merayakan timnya yang selangkah lagi promosi ke Bundesliga dengan bir dan sosis bratwust. Mereka sangat menikmati kemenangan 3-0 atas Magdeburg pada 12 Mei 2019 yang membuat Union Berlin menyodok ke peringkat ketiga klasemen sementara Bundesliga 2, menggeser Hamburg SV.

Ada yang duduk di kursi piknik di bawah pepohonan sekitar Kota Berlin, ada pula yang tak henti bernyanyi melihat timnya yang berpeluang tampil di kasta tertinggi Jerman untuk kali pertama sepanjang sejarah klub. Kemenangan besar atas Magdeburg memang menggaransi klub asal Berlin timur itu berada di tiga besar klasemen akhir Bundesliga 2.

Advertisement

Union Berlin bahkan bisa menyodok ke peringkat dua pada laga terakhir, Minggu (19/5/2019) malam WIB, untuk lolos langsung ke Bundesliga. Sayang tim asuhan Urs Fischer itu ditahan imbang Vfl Bochum dengan skor 2-2. Mereka pun harus menjalani laga play-off melawan peringkat ke-16 Bundesliga, VfB Stuttgart, untuk mengikuti jejak FC Koeln dan Paderborn yang terlebih dulu promosi ke kasta tertinggi.

“Seluruh elemen klub ini, fans, semua layak mendapatkannya [promosi],” ujar striker Union Berlin, Sebastian Polter, dilansir Washington Post.

Meski kini sepak terjang mereka tak terlalu dikenal publik sepak bola dunia, Union Berlin sejatinya punya sejarah panjang yang mewarnai sepak bola dan kondisi perpolitikan Jerman. Klub yang berdiri tahun 1906 dengan nama FC Olympia Oberschöneweide ini pernah dengan keras menentang otoriterisme dalam pemerintahan Jerman Timur.

Mereka pun kerap memprotes Deutsche Demokratische Republik-Oberliga atau liga sepak bola di Jerman Timur yang terkenal korup. Sikap itu otomatis membuat tim berjuluk The Iron Ones atau Pekerja Pabrik Logam, berseberangan dengan klub pro-pemerintah, Dynamo Dresden.

Reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur yang ditandai runtuhnya tembok Berlin pada akhir 1989 tak membuat teror Dresden berhenti. Saat Union Berlin (Timur) menggelar ujicoba melawan Hertha Berlin (Barat), ada sekitar 100 fans Dresden yang melakukan provokasi di laga tersebut. Namun suporter Union maupun Hertha saat itu kompak meneriakkan chant Stasi Raus! (Stasi Out, Stasi—polisi rahasia Jerman Timur).

Reunifikasi pun tak serta-merta membuat panji Union Berlin berkibar. Setelah menguasai kompetisi regional di 1993 dan 1994, mereka ditolak main di Bundesliga 2 lantaran kesulitan finansial. Bahkan, pada tahun 2004 Union Berlin hampir punah seutuhnya.

Beruntung, seorang pebisnis sekaligus fans bernama Dirk Zingler dana menyuntikan dana. Dirk Zingler saat ini menjabat presiden klub. Yang menarik, suporter Union juga ikut menggalang dana dengan kampanye bernama Bluten fur Union (Berdarah untuk Union). Mereka ramai-ramai melakukan donor darah dan hasil penjualan darah tersebut diberikan untuk klub.

Union Berlin kini menatap sejarah baru sebagai klub Jerman Timur kedua setelah Energie Cottbus yang berkesempatan promosi ke Bundesliga. Mereka tinggal perlu mengalahkan satu klub lagi, Stuttgart, pada 24 dan 28 Mei, untuk mencatat torehan besar di sepak bola Jerman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement