Advertisement

Dampak Kekeringan, Warga Lereng Merapi Tegalmulyo Klaten Manfaatkan Air dari Embung

Sunartono
Rabu, 11 Oktober 2023 - 07:37 WIB
Sunartono
Dampak Kekeringan, Warga Lereng Merapi Tegalmulyo Klaten Manfaatkan Air dari Embung Foto ilustrasi warga mengambil air dengan menggunakan jeriken saat musim kemarau. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—Dampak kemarau panjang nyaris terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Selain di beberapa daerah di DIY, kekeringan juga melanda di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Salah satu wilayah terdampak adalah kawasan lereng Merapi tepatnya di Desa Tegalmulyo, Kemalang, Klaten. Warga memanfaatkan embung Tirta Mulya untuk berbagai kebutuhan air setiap harinya.

Advertisement

Kepala Desa Tegalmulyo Kemalang Klaten Sutarno mengatakan fungsi embung sangat bermanfaat bagi masyarakat selama musim kemarau. Karena sebagian besar masyarakat sudah tidak memiliki sumber mata air saat kemarau panjang.

BACA JUGA : Objek Wisata di Klaten yang Bisa Diakses dari 4 Exit Tol Jogja

Menurutnya embung tersebut dibangun Aqua Klaten dengan menggandeng Fakultas Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan diresmikan pada tahun 2017 bertepatan dengan hari air sedunia di 22 Maret. Berkat embung tersebut pada kemarau panjang di 2023 ini, masyarakat masih bisa mendapatkan air untuk kebutuhan menyiram tanaman hingga minum ternak.

“Warga sangat terbantu dengan adanya embung ini karena bisa kami gunakan untuk menyiram tanaman hingga minum ternak. Saat musim kemarau panjang saat ini, air dari embung itu sangat membantu masyarakat. Warga mengambil menggunakan jeriken dengan motor,” katanya, Selasa (10/10/2023).

Setiap tahun saat musim kemarau, desa di lereng Gunung Merapi selalu mengalami krisis air, termasuk Desa Tegalmulyo. Jarak desa ini dari puncak Gunung Merapi hanya sekitar 4 kilometer, menjadikannya desa tertinggi di Klaten dengan mayoritas lapisan tanah atasnya yang berupa pasir, menyebabkan air hujan jatuh langsung masuk ke lapisan tanah di bawahnya. Akibatnya, tidak ada cadangan air yang disimpan untuk musim kemarau, sehingga warga mengalami kesulitan air.

Embung Tirta Mulya ini menampung air hujan agar bisa digunakan sebagai sumber air baku masyarakat, terutama saat musim kemarau. Selain itu menahan limpasan air dari lereng Merapi saat musim penghujan dan lapisan embungnya menahan air sebagai persediaan air selama masa kemarau.

“Kedalaman 5 meter mampu menampung sekitar 12.000 meter kubik air. Karena musim kemarau yang sangat panjang saat ini, memang air di embung makin lama makin menipis,” katanya.

BACA JUGA : Polres Klaten Tangkap 30 Orang yang Konvoi Kendaraan

Adapun untuk kebutuhan air minum warga rata-rata harus mengeluarkan dana sebesar Rp300 ribu untuk 5.000 liter air bersih. Air embung membantu mengurangi beban masyarakat untuk membeli air terutama mencukupi kebutuhan ternak dan menyiram tanaman.

“Secara keseluruhan walaupun tidak bisa digunakan untuk air bersih. Tapi, setidaknya untuk kebutuhan lain di desa kami sudah terpenuhi berkat embung ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Minggu 19 Mei 2024: DIY Cerah Berawan

Jogja
| Minggu, 19 Mei 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement