Advertisement

Puluhan Orang Meninggal Dunia Akibat DBD di Klaten

Taufiq Sidik Prakoso
Selasa, 07 Mei 2024 - 17:37 WIB
Maya Herawati
Puluhan Orang Meninggal Dunia Akibat DBD di Klaten Nyamuk / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN–Puluhan orang dilaporkan meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Menurut data dari Dinas Kesehatan Klaten, ada sebanyak 400 kasus DBD dilaporkan sejak awal tahun dengan jumlah kematian 22 orang.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, meminta sosialisasi terkait gejala hingga penanganan masif dilakukan untuk menekan angka kasus DBD. Hal itu disampaikan Mulyani saat menghadiri halalbihalal pegawai lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) di Pendopo Pemkab Klaten, Senin (6/5/2024) siang.

Advertisement

Rentang usia untuk kasus kematian akibat DBD bervariasi dari di bawah 10 tahun, dewasa, hingga lansia. Kasus DBD di Klaten saat ini disebut-sebut tertinggi nomor dua se-Jawa Tengah. Mulyani meminta agar gerakan-gerakan untuk mencegah kasus DBD yang sudah bergulir bisa terus dilanjutkan.

Dia juga meminta agar cara kerja cepat dan cerdas seperti saat pandemi Covid-19 bisa diterapkan dalam penanganan DBD saat ini. Meski perlakuannya berbeda, Mulyani mengatakan pola kerja sama, gotong, royong, serta kekompakan saat penanganan Covid-19 bisa diterapkan untuk menurunkan bahkan menghilangkan kasus DBD.

Selain itu, Mulyani juga meminta agar sosialisasi terkait penyebab, gejala, hingga penanganan DBD bisa dimasifkan. Tak hanya Dinkes, sosialisasi itu dilakukan seluruh ASN hingga tingkat desa di Kabupaten Bersinar.

Sosialisasi diminta digencarkan menyusul kebanyakan kasus pasien DBD meninggal dunia karena terlambat terdeteksi. Salah satu faktor yakni ketidaktahuan ihwal gejala-gejala DBD.

“Saya sudah meminta kepada kepala dinas agar medsos yang ada di daerah digunakan untuk sosialisasi tentang bahaya demam berdarah dan gejala yang timbul. Puskesmas serta camat juga kami minta menjadi media untuk sosialisasi hingga ke tingkat desa. Jangan sampai ada kasus meninggal karena tidak tahu kalau itu demam berdarah,” jelas Mulyani.

BACA JUGA: Mantan Hakim Agung Gazalba Saleh Gunakan KTP Orang Lain untuk Pencucian Uang Rp25,9 Miliar

Mulyani mengatakan jika biasanya DBD terjadi pada musim hujan, belakangan hal itu tak bisa dijadikan patokan. Pasalnya, kondisi cuaca saat ini sulit diprediksi. Alhasil, kewaspadaan terhadap DBD perlu dilakukan sepanjang musim.

Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan dari hasil analisis berdasarkan investigasi ke rumah sakit serta fasilitas kesehatan tingkat pertama, kebanyakan kasus meninggal dunia karena respons yang kurang sesuai.

Hal itu menyusul gejala yang muncul saat ini tak serta merta seperti gejala yang biasanya terjadi pada kasus DBD yakni demam serta muncul bintik merah di badan. Anggit pun mengakui gejala-gejala yang saat ini muncul bisa jadi gejala baru.

“Gejala yang muncul tidak serta merta berupa demam. Tetapi gejala yang muncul itu seperti perut sakit atau diare, mual, pusing dan warga tidak ngeh kejadian itu. Meski tetap ada gejala-gejala seperti demam serta bintik-bintik,” kata dia.

Dengan temuan gejala itu, Anggit menjelaskan tugas Dinkes serta Puskesmas saat ini yakni memahamkan terkait gejala-gejala yang muncul. Selain itu, ada pengetatan soal tata laksana penanganan ketika pasien terdiagnosa positif DBD.

“Pada pemeriksaan NS1 [tes untuk mendeteksi virus dengue pada pasien], ketika ditemukan positif disepakati untuk langsung dilakukan rawat inap baik di puskesmas maupun rumah sakit,” jelas Anggit.

Lebih lanjut, Anggit juga menekankan agar gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan membasmi jentik nyamuk di tempat-tempat yang berpotensi muncul genangan bisa terus dilakukan.

Dia menjelaskan PSN hingga kini menjadi cara paling efektif untuk mencegah kasus DBD selain dengan terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilkada Jogja, Ini Dia Nama-Nama yang Sudah Dijaring Partai Politik

Jogja
| Minggu, 19 Mei 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement