Advertisement
PSG, dari Finalis Liga Champions Menjadi Penghuni Lembah Degradasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Musim lalu Paris Saint-Germain (PSG) menjadi salah satu tim yang paling dielu-elukan setelah meraih treble winners plus masuk final Liga Champions.
Dengan gelontoran duit “tak terbatas”, Les Parisiens perlahan menjadi tim yang benar-benar ditakuti di Eropa. Namun kedigdayaan Marco Verratti dkk. seperti hilang tak berbekas di awal Ligue 1 2020/2021.
Advertisement
Alih-alih berada di papan atas, juara bertahan Ligue 1 itu terdampar di posisi 18 klasemen atau di lembah degradasi lantaran keok di dua laga pembuka. Kekalahan kedua PSG bahkan terasa sangat menyakitkan karena terjadi saat melawan musuh bebuyutan mereka Marseille. Di kandang sendiri, Parc des Princes, Senin (14/9/2020) dini hari WIB, PSG takluk 0-1 lewat gol semata wayang Florian Thauvin di menit ke-31.
Upaya PSG untuk memetik kemenangan perdana di pekan ketiga kontra Metz, Kamis (17/9), juga bakal lebih sulit karena mereka tak bisa memainkan Neymar, Layvin Kurzawa dan Leandro Paredes. Ketiganya mendapat kartu merah setelah terlibat keributan dengan pemain Marseille di ujung laga. Di kubu lawan, Jordan Amavi dan Dario Benedetto ikut diusir ke luar lapangan.
Banjir kartu merah bermula saat Benedetto melanggar Paredes di tengah lapangan. Paredes yang tak terima langsung mendorong Benedetto yang memicu keributan antarpemain. Ketika Kurzawa berupaya melerai, bek Marseille, Alvaro Gonzaalez, justru terjatuh berguling-guling. Rekan Gonzalez, Jordan Amavi, tak terima sehingga terlibat baku hantam dengan Kurzawa. Wasit Jerome Brisard pun langsung mengacungkan kartu merah untuk keduanya. Paredes dan Benedetto akhirnya juga diusir setelah mendapat kartu kuning kedua.
Kontroversi kian memuncak setelah Neymar ikut-ikutan diacungi kartu merah. Bintang PSG itu ketahuan menempeleng kepala Alvaro Gonzalez saat keributan terjadi. Alih-alih menyesal, Neymar justru ingin menghajar Gonzalez yang dinilainya telah melontarkan kalimat rasial saat pertandingan. “Satu-satunya penyesalan yang saya miliki adalah karena tidak menghadapi si tengik itu [Alvaro],” cuit Neymar di akun Twitter-nya.
Alvaro Gonzalez yang tidak terima dengan tuduhan itu langsung membalasnya di akun Twitter. “Tak ada tempat untuk rasisme. Bekerja setiap hari bersama teman tanpa melihat ras. Terkadang kamu cuma perlu belajar menerima kekalahan dan menyelesaikannya di lapangan,” cuit Gonzalez sambil mengunggah foto kebersamaannya dengan para pemain Marseille yang mayoritas berkulit hitam.
Dalam jumpa pers seusai laga, Pelatih Marseille, Andre Villas Boas, tidak percaya Alvaro telah melakukan tindakan rasial kepada Neymar. Mantan pelatih Chelsea itu justru menilai Neymar agak terganggu dengan situasi yang terjadi di pengujung laga. “Saya tidak yakin, karena Alvaro adalah pemain berpengalaman. Tidak ada ruang untuk aksi rasial di sepak bola,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
- Erick Thohir Marah, Ingatkan Garuda Muda Main sebagai Tim Kontra Guiena
- Blue Print BUMN hingga 2034 Disiapkan, Sektor Pupuk dan Pangan akan Disatukan
- Jadwal Samsat Keliling Boyolali 6-12 Mei: Senin di Karanggede dan Juwangi
- Jadwal Samsat Keliling Klaten 6-12 Mei: Senin di Tulung, Trucuk, dan Juwiring
Berita Pilihan
Advertisement
Hari Kedua Perundingan Gencatan Senjata, Perang Israel-Hamas Masih Buntu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Start dari PLN Wates, Kosmik Jogja Touring Motor Listrik Ke Pangandaran
- Gelar Workshop, ANPS Bahas Pentingnya AI Dalam Dunia Pendidikan
- DPRD Kota Jogja Dorong Pemkot Rampungkan TPS 3R Sesuai Target
- Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CASN Tahun Ini
- Rayakan Kemenangan Prabowo-Gibran, Ormas Rejo Semut Ireng Gelar Grebeg Tumpeng
Advertisement
Advertisement