Tekno

Harga dan Kestabilan Jaringan Bikin 5G Belum Bisa Saingi Internet Rumah

Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Tanggal: 10 April 2021 - 01:37 WIB
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg - Qilai Shen

Harianjogja.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) menilai kehadiran 5G tidak akan menggerus pasar layanan internet tetap di perumahan. Sebab, dari sisi harga dan kestabilan jaringan, layanan fixed broadband masih lebih unggul dari si 'teknologi baru'.

Ketua Umum Apjatel Muhammad Arif mengatakan jaringan yang menggunakan kabel memiliki kualitas yang lebih bagus dan stabil dibandingkan dengan jaringan nirkabel, yang rentan terhadap gangguan seperti bangunan, cuaca dan lain sebagainya. Jika melihat kondisi dan situasi perumahan di Indonesia, menurutnya, jaringan internet tetap tidak akan tergerus oleh layanan fixed wireless broadband 5G.

“Menurut saya tidak bisa bergantung sepenuhnya oleh 5G, karena dia jaringannya lebar dan mudah terganggu. Makanya base transceiver stations [BTS] 5G tidak bisa jauh-jauh. Jadi fixed broadband tidak serta merta tergantikan oleh 5G,” kata Arif kepada Bisnis.com, Jumat (9/4/2021).

Di samping itu, sambungnya, 5G yang beroperasi dengan jaringan seluler memiliki model bisnis berbasis kuota. Pelanggan harus mengeluarkan uang untuk mendapatkan sejumlah kuota data.

Teknologi 5G yang super cepat akan membuat pelanggan seluler sangat boros, karena kuota data mereka bisa habis dalam waktu singkat. Berbeda dengan layanan internet rumah yang tidak terbatas kuota, dengan pembayaran tetap per bulan.

“Orang lebih hemat pastinya. Misalnya orang pakai IndiHome bayar Rp300.000 per bulan, kalau pakai 5G bisa lebih karena terlalu ngebut internetnya 3 hari habis, orang mau tidak mau harus beli lagi,” kata Arif.

Meski memiliki sejumlah perbedaan, menurut Arif, 5G dapat membuat bisnis penyedia jaringan telekomunikasi tumbuh. Jarak antar-BTS yang rapat, membuat permintaan pergelaran serat optik makin pesat. Serat optik sangat dibutuhkan dalam membawa lalu lintas data 5G, karena teknologi tersebut menawarkan kecepatan yang super cepat.

“Aku pikir nanti kalau ada 5G kolaborasinya lebih bertambah bukan menggantikan bisnis internet tetap atau pergelaran serat optik,” kata Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Berita Terkait

Kebutuhan Internet di Tiga Sektor Ini Terbesar di DIY
Masuk Indonesia, Ini Hasil Uji Kecepatan Starlink Vs Internet Lokal
Peretas Tawarkan Data Kemenhan Israel Senilai 50 Bitcoin
Jual Kembali Layanan Internet Rumah Ilegal Makin Marak, Mayoritas di Perumahan dan Rusun

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Waspadai Bahaya Bahan Kimia yang Ada di Makanan Laut
  2. Dihadiri Gibran, Aerostreet Bagikan 1.000 Sepatu Gratis untuk Siswa di Solo
  3. Menkeu Sri Mulyani Sebut APBN Surplus Rp8,1 Triliun per Maret 2024
  4. Kasus DBD Tinggi, Permintaan Fogging Di Karanganyar Naik

Berita Terbaru Lainnya

Gim yang Mengandung Kekerasan Bakal Diblokir
Swift Pod, Mobil Otonom yang Memungkinkan Siapapun Melakukan Perjalanan Sambil Tidur
Google Meluncurkan Versi Android 15, Bisa Tampilkan Informasi Kesehatan
Meta Tutup Akses Threads di Turki, Ini Permasalahannya
Masuk Indonesia, Ini Hasil Uji Kecepatan Starlink Vs Internet Lokal
TikTok Berencana Pakai Influencer AI untuk Promosikan Produk
Cerita Apple Hadapi Gugatan Biaya App Store Senilai Rp16 Triliun
Banyak Foto saat Lebaran? Simpan di Cloud Saja Biar Ponsel Tidak Penuh
BYD Siap Kenalkan Baterai 1.000 Km Generasi Kedua
Jual Kembali Layanan Internet Rumah Ilegal Makin Marak, Mayoritas di Perumahan dan Rusun