Tekno

Hanya 33% Anak Berinternet Kerjakan Tugas Sekolah, Selebihnya Main TikTok, Facebook & Instagram

Penulis: Sunartono
Tanggal: 16 April 2022 - 17:27 WIB
Foto ilustrasi Internet - Freepik

Harianjogja.com, JOGJA--Data penggunaan Internet anak usia lima tahun ke atas kian mencengangkan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hanya sekitar 33,04% anak yang menggunakan Internet untuk mengerjakan tugas sekolah. Selebihnya, sekitar 88,99% anak menggunakan internet untuk bermain media sosial seperti TikTok, Facebook dan Instagram.

Dari hasil survei tahun 2020 tersebut, ada 66,13% anak menggunakan internet untuk sekadar mencari informasi, sebanyak 16,25% untuk pembelian barang, 13,13 untuk mendapatkan informasi barang, 13% untuk mengirim dan menerima email dan 7,78% untuk fasilitas finansial.

“Ini sangat mengkhawatirkan karena dampaknya besar ada bullying, kekerasan seksual dan lainnya, karena anak lebih banyak bermain medsos yang mencapai 88,99 persen. Menurut kami perlu ada upaya penguatan keamanan digital untuk anak. Tiga pihak yang harus aktif yaitu orangtua, sekolah dan pemerintah,” kata Anggota Komisi I DPR RI Sukamta dalam seminar online, Jumat (16/4/2022) petang.

Psikolog Diana Setiyawati menambahkan kondisi saat ini untuk anak seperti berada di hutan digital. Dengan semakin banyaknya usia anak mengakses internet bukan untuk kegiatan positif seperti mengerjakan sekolah maka bisa menimbulkan bahaya tersendiri. Mulai dari bullying hingga anak berbicara kotor karena terpengaruh dari apa yang dilihat saat berselancar di internet.

Ada banyak hal yang tidak sesuai terkait digital pada anak antara lain adanya eksploitasi atau menjadikan anak sebagai objek. Kemudian menimbulkan komentar negatif isolasi hingga pamer pencapaiaan. “Kemudian hukum dunia maya, yang ahli jadi kalah dengan yang populer sehingga kebenaran menjadi relatif,” katanya.

Oleh karena itu, Diana menyarankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar digital aman bagi anak dengan melibatkan peran pemerintah dan sekolah. Pemerintah harus menyediakan infrastruktur yang memadai untuk melakukan proteksi situs bagi anak. Misalnya dengan memberikan akses anak melalui single login dan platform belajar khusus. Selain itu pentingnya adanya password pada fasilitas internet yang berada di sekolah dan dilakukan pembatasan saat menggunakan Internet.

“Yang harus dikuasai untuk mempersiapkan ini adalah literasi digital yang menyeluruh. Kemudian mengawal konten dengan membuat program pada anak sebagai kreator bukan sebagai penikmat saja. Prinsipnya kita jangan membiarkan anak berjalan sendirian di tengah hutan digital saat ini,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Peretas Tawarkan Data Kemenhan Israel Senilai 50 Bitcoin
Jual Kembali Layanan Internet Rumah Ilegal Makin Marak, Mayoritas di Perumahan dan Rusun
Jogja Tech Recruiter Workshop, Mempersiapkan Generasi Baru Perekrut Teknologi
Gibran Sediakan Internet Gratis di Rumah Dinasnya untuk warga, Cek Waktu Operasionalnya

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Viral Video Gerombolan Pemuda bawa Sajam di JLS Salatiga, Ini Kata Polisi
  2. Penampilan Nino Kuya Jadi Perhatian Warganet
  3. Realita di Balik Film "Dua Hati Biru", Refleksi Manusia yang Tak Sempurna
  4. Superchallange Supermoto 2024 Segera Dimulai, Digelar di Lima Kota

Berita Terbaru Lainnya

Meta Tutup Akses Threads di Turki, Ini Permasalahannya
Masuk Indonesia, Ini Hasil Uji Kecepatan Starlink Vs Internet Lokal
TikTok Berencana Pakai Influencer AI untuk Promosikan Produk
Cerita Apple Hadapi Gugatan Biaya App Store Senilai Rp16 Triliun
Banyak Foto saat Lebaran? Simpan di Cloud Saja Biar Ponsel Tidak Penuh
BYD Siap Kenalkan Baterai 1.000 Km Generasi Kedua
Jual Kembali Layanan Internet Rumah Ilegal Makin Marak, Mayoritas di Perumahan dan Rusun
GPT-4 Buatan OpenAI Dilatih Menggunakan Video dari Youtube
Tips Terhindar dari Penipuan Online versi Blibli
Selama Ramadan, Trafik Layanan Data Indosat Diprediksi Meningkat 14 Persen