Advertisement

Mencicipi Pengalaman Menikmati Indahnya Nusa Tenggara Timur

Rayful Mudassir
Minggu, 10 Maret 2019 - 08:35 WIB
Maya Herawati
Mencicipi Pengalaman Menikmati Indahnya Nusa Tenggara Timur Pemandangan di Pulau Padar, salah satu objek wisata unggulan di Labuan Bajo, selain Taman Nasional Komodo - M. Taufikul Basari

Advertisement

Harianjogja.com, LABUAN BAJO-Labuan Bajo memang diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum. Hamparan pulau-pulau kecil bersama reptil purbakala yakni Komodo menjadi daya tarik serta menambah eksotisme destinasi ini di mata dunia.

Wilayah kepulauan itu memang terkenal dengan pesona alam tak terlupakan saat dikunjungi. Labuan Bajo menyuguhkan berbagai pengalaman dan atraksi menarik bagi wisatawan. Pengalaman melihat Komodo dari dekat, bentangan pasir merah jambu sampai pemandangan keluarnya ribuan Kelelawar dari sarangnya saat mata hari terbenam, hanya dapat disaksikan di wilayah ini.

Advertisement

Labuan Bajo merupakan Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten ini merupakan wilayah paling barat provinsi tersebut, berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dua wilayah itu hanya terpisah oleh Selat Sape.

Tidak sulit untuk melakukan perjalanan ke Labuan Bajo. Hanya butuh waktu sekitar 2 jam 30 menit untuk tiba di Bandara Komodo dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Setidaknya dua maskapai menyediakan perjalanan langsung untuk menuju ke wilayah timur Indonesia itu.

Selain dari Jakarta, alternatif lain juga dapat dilakukan dengan menempuh perjalanan dari Bali. Perjalanan juga lebih singkat menggunakan pesawat terbang sekitar 1 jam 40 menit.

Dari Jakarta, wisatawan memerlukan kocek sekitar Rp1,5 juta – Rp2,1 juta untuk sekali penerbangan. Sementara itu dari Bandara Ngurah Rai, Bali, pelancong cukup merogoh biaya akomodasi mulai dari Rp1 juta – 1,4 juta.

Turis biasanya akan tiba siang hari sekitar pukul 14.00 WITA jika melakukan penerbangan dari Jakarta. Hal ini dikarenakan hanya terdapat sekali penerbangan yang dilakukan oleh masing-masing maskapai untuk menuju wilayah itu.

Destinasi wisata di Labuan Bajo cukup banyak. Tidak cukup satu atau dua hari untuk menjelajah destinasi yang ada. Salah satu agen travel di Labuan Bajo, LTA Tours merekomendasikan pelancong setidaknya perlu menghabiskan waktu 3 hari 2 malam untuk mengunjungi beberapa wisata unggulan.

Biasanya turis baik domestik maupun mancanegara selalu mengincar perjalanan ke Pulau Komodo, Pulau Padar atau Pulau Rinca untuk melihat langsung hewan tersebut. Komodo agaknya berada di tiga pulau besar itu, yang disatukan menjadi Taman Nasional Komodo. Unesco bahkan menjadikan taman nasional itu sebagai situs warisan dunia sejak 1991.

Direktur LTA Tour I Wayan Catur Warta menjelaskan kunjungan selama 3 hari 2 malam setidaknya dapat mewakili seluruh destinasi yang ada di Labuan Bajo. Paket wisata dalam kurun waktu tersebut memberi kesempatan bagi pelancong menempuh destinasi di darat dan laut.

“Turis mendapat pengalaman mengesankan dengan mengunjungi berbagai destinasi yang jarang tersentuh manusia,” katanya kepada Bisnis.

Biasanya turis akan dijemput sekitar pukul 14.00 WITA oleh travel agen dari Bandara. Setelah itu, turis diantar ke penginapan untuk menempatkan barang bawaan dan sedikit melepas lelah. Sore hari, wisatawan dibawa ke tiga destinasi sekaligus sebelum tidur di penginapan.

Tiga lokasi tersebut pertama mengunjungi Gua Batu Cermin, lalu dilanjutkan ke lokasi belanja souvenir dan terakhir ke Bukit Sylvia atau Bukit Cinta. Dari atas bukit, Anda akan menyaksikan pemandangan menakjubkan karena berdekatan dengan laut. Manfaatkan waktu di bukit ini untuk mengabadikan momen bersama orang terdekat.

Keesokan harinya, perjalanan dengan kapal laut dimulai. Turis biasanya akan dijemput oleh travel sekitar pukul 8.30 WITA untuk menuju ke pelabuhan. Setelah itu, satu per satu pulau akan disinggahi mulai dari Pulau Kelor kemudian ke Pulau Rinca hingga berakhir ke Pulau Kalong.

Pulau Kalong menjadi persinggahan terakhir di hari kedua. Biasanya pelancong akan tiba pada sore hari. Turis akan melihat ribuan kelelawar keluar dari sangkarnya di pulau itu. Nikmati sejenak pemandangan ini. Jangan lupa pula untuk merekam baik di ingatan maupun lewat lensa kamera.

Jika pada malam pertama Anda harus menginap di hotel, maka pada malam kedua, wisatawan bakal merasakan tidur di atas kapal. Biasanya travel menawarkan beberapa pilihan kapal penginapan dengan beragam fasilitas sesuai dengan bujet yang Anda miliki.

Keesokan harinya, perjalanan berlanjut ke Pulau Komodo dan Pantai Pink. Pantai tersebut berada satu wilayah dengan Pulau Komodo. “95% pasir yang ada di Pantai Pink benar-benar berwarna merah jambu,” terang Wayan.

Dua destinasi ini menjadi kunjungan terakhir wisatawan sebelum menuju ke Bandara untuk penerbangan sore hari. Wisatawan sebenarnya juga dapat menentukan sendiri destinasi yang ingin dikunjungi. Termasuk ke Pulau Padar. Di sana, Anda akan dibuat takjub dengan alam Nusantara yang mampu memanjakan mata.

Mengunjungi Komodo

Menyaksikan langsung Komodo merupakan pengalaman menegangkan sekaligus mengasyikan. Namun, beberapa hal perlu diperhatikan oleh pelancong, seperti menggunakan sepatu saat bepergian, tidak memberikan makanan kepada Komodo tanpa penjagaan petugas dan tidak bergerak secara mendadak saat berdekatan dengan Komodo.

Penciuman tajam reptil tersebut juga harus menjadi perhatian. Bagi wanita yang sedang menstruasi, sebaiknya melaporkan kepada petugas. Pasalnya Komodo dapat mencium aroma darah dari jarak ratusan meter.

Rencana penutupan Pulau Komodo pada 2020 diyakini tidak terlalu berpengaruh kepada wisatawan. Komodo bukan hanya terdapat di pulau tersebut. Hewan ini hidup di beberapa pulau lain di Labuan Bajo. Bahkan secara jumlah, Komodo paling banyak hidup di Pulau Rinca.

Jika Pulau Komodo ditutup, bukan berarti NTT kehilangan pesonanya untuk dikunjungi. Jika waktu Anda cukup, sempatkan ke Wae Rebo.

Wae Rebo adalah sebuah desa adat terpencil dan misterius di Kabupaten Manggarai. Posisinya yang berada di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut membuatnya istimewa. Di kampung ini hanya terdapat 7 rumah utama atau yang disebut sebagai Mbaru Niang.

Perjalanan ke desa tersebut dari Labuan Bajo bisa dilakukan dengan mobil selama 2-3 jam dan disambung lagi dengan jalan kaki. Jalan kaki dari Dange ke Wae Rebo bisa ditempuh dalam 4 jam. Karena itu, butuh persiapan fisik yang cukup. Perjalanan itu bakal terbayar dengan posona Wae Rebo yang tidak bisa Anda peroleh di mana pun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Awas Migrain Terkait Erat dengan Meningkatnya Risiko Stroke

Lifestyle
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement