Advertisement

Mengenal Menu Catur Sagatra, Inspirasi dari Resep Empat Kerajaan di Mataram

Sunartono
Sabtu, 21 Oktober 2023 - 17:37 WIB
Sunartono
Mengenal Menu Catur Sagatra, Inspirasi dari Resep Empat Kerajaan di Mataram Menu masakan dengan nama Catur Sagatra. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Menu masakan menjadi salah satu kekayaan nusantara. Banyak menu-menu terdahulu seperti di lingkungan kerajaan yang jarang terungkap ke publik. Hal ini karena butuh riset mendalam untuk mengangkat dan menyajikan menu tersebut.

Selain Bale Raos yang berada di lingkungan Kraton, kini sebuah resto bernama Losarium di Sukoharjo, Nganglik, Sleman hadir dengan konsep masakan nusantara. Salah satunya menu yang terinspirasi dari dari sejumlah kerajaan di Mataram.

Advertisement

Pengelola Losarium Andhika Yopi mengatakan salah satu menu perpaduan dari lingkungan kraton ada menu Catur Sagatra. Menu ini terdiri atas empat masakan yang dipadu dalam satu porsi hidangan. Terdiri atas Tahu Uter-Uter dari Pakualaman, Pecal Pitik (daging paha ayam dibumbui) dari Kraton Jogja, Sate Penthul (sate daging lembut) dari Mangkunegaran Solo, Urip-Urip Gulung (dari daging lele) dari Kraton Solo dan Nasi Golong (nasi kepal).

BACA JUGA : Makan Murah di Jogja, Menikmati Surga Kuliner Autentik di Pasar Ngasem

“Menu ini melambangkan persatuan Kraton di Mataram, kami menyebutnya Catur Sagatra. Kami tidak menyebutnya sebagai resep asli tetapi merupakan kreasi dari masakan nusantara termasuk dari lingkungan kraton,” katanya Jumat (20/10/2023).

Ia mengatakan salah satu resto yang bisa merasakan secara langsung menu kraton adalah di Bale Raos yang berada di lingkungan Kraton Jogja. Hal ini sebagai salah satu upaya agar menu zaman dahulu bisa tetap lestari dan tidak sekadar tersimpan di buku resep.

“Saya kira kraton lain di nusantara juga melakukan upaya pelestarian, jadi tidak hanya dicatat secara dokumentasi tetapi dinikmati dalam produk aslinya,” ujarnya.

Yopi mengatakan sepengetahuannya dalam berbagai referensi banyak sekali menu kraton, ia meyakini belum bisa direalisasikan dan dikenalkan ke masyarakat melalui resto. “Karena memang tidak mudah, tidak sekadar resepnya tetapi harus tahu persis rasanya,” ujarnya.

Adapun menu lain di antaranya Lidhah ala Biefstuk, merupakan salah satu makanan diet Sri Sultan HB VIII. Ia memiliki harapan untuk mengangkat kembali banyaknya menu nusantara di zaman dahulu kemudian disajikan di era saat ini. Tentu dengan dikolaborasikan menu era saat ini yang sedang tren. Cara ini diharapkan bisa melestarikan menu era zaman terdahulu.

“Karena kita tidak tahu menu nusantara ini sampai kapan akan bisa dikenal dan bisa dinikmati,” katanya.

Selain menu dengan latar belakang kerajaan, Yopi melakukan ide gila lain dengan mengakulturasikan menu antarsuku bahkan antarnegara. Seperti halnya Dagiang Balapih yang terinspirasi dari masakan rendang dari Sumatera, tetapi berlapis atau dimasak bersama daun pepaya. Menu ini bisa dinikmati bersama dengan nasi keju ala Italia, menjadikan paduan sajian kuliner Indonesia dan Eropa dalam satu pinggan.

BACA JUGA : Makan Murah saat Wisata ke Jogja, Cek Tempat Ini

Model menu perpaduan tiga budaya lain adalag Ceker Smoor. Berbahan utama ceker kemudian diolah dengan tekni dimsun dari China. Selanjutnya diolah kembali dengan bumbu semur yang merupakan adaptasi kuliner perpaduan antara Belanda dan Jawa.

“Komitmen kami adalah melestarikan menu masakan nusantara yang begitu banyak, tetapi dengan tidak meninggalkan masakan kekinian, tujuannya agar bisa diterima di era anak sekarang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hardiknas 2024, Bayar UKT Mahasiswa Terjebak Pinjol Hingga Gadaikan Barang

Sleman
| Jum'at, 03 Mei 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Gula Menyebabkan Jerawat? Berikut Penjelasan para Ahli

Lifestyle
| Kamis, 02 Mei 2024, 08:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement