Wisata

3 Fakta Pembakaran Mayat di Bali, Biayanya Banyak

Penulis: Bernadheta Dian Saraswati
Tanggal: 24 Januari 2022 - 11:47 WIB
Jalanan di Bali lengang. - Suara.com/Dini Afrianti Efendi

Harianjogja.com, BALI-Berbicara Ngaben, kita selalu diingatkan dengan Bali. Ya, salah satu tradisi yang menjadi kekayaan budaya Indonesia ini memang berasal dari Pulau Dewata, Bali. . 

Dilansir dari laman Kesra Setda Kabupaten Buleleng Bali, Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat HIndu di Bali. Upacara ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya.

Ngaben dalam bahasa Bali disebut palebon. Palebon berasal dari kata lebu yang artinya prathiwi atau tanah. Palebon artinya menjadikan prathiwi (abu). Untuk menjadikan tanah itu ada dua cara yaitu dengan cara membakar (ngaben) dan menanam ke dalam tanah (metanem).

Berikut tiga fakta unik Ngaben, dilansir dari Okezone--jaringan Harianjogja.com:

1. Jasad diarak keliling desa

Sebelum prosesi pembakaran dilaksanakan, jasad akan diletakkan dalam bade (sarana yang sengaja dibuat berbentuk seperti bale-bale). Lalu, bade tersebut akan diarak berkeliling desa, dari rumah sampai menuju kuburan. Seluruh keluarga dan warga setempat akan ikut beramai-ramai mengiringi proses ini.

Baca juga: Ditanya tentang Wisata Jogja Rasa Bali Saat Bertemu Netizen, Begini Jawaban Sultan

2. Semua kendaraan menepi

Biasanya ketika ngaben dilaksanakan, jalanan di sekitar akan ditutup sementara, sampai iring-iringan selesai dilaksanakan. Warga setempat yang mengendarai motor akan menepi sebentar membiarkan iring-iringan ini lewat. Ini adalah bentuk toleransi yang sudah melekat karena spontan dilakukan.

3. Biayanya berjuta-juta

Upacara ngaben memerlukan biaya yang banyak. Rata-rata, masyarakat Bali menghabiskan Rp15–Rp20 juta atau lebih terutama bagi mereka yang merupakan pemuka agama. Besarnya biaya yang diperlukan membuat beberapa keluarga memilih untuk melaksanakan ngaben masal, yaitu ngaben yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam periode waktu tertentu, misalnya lima tahun sekali di suatu desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Dibuka Kapolri, Pasar Kangen Wiwitan Pasa Diserbu Ribuan Pengunjung
Kirab Trunajaya Awali Peringatan 35 Tahun Bertakhtanya Sultan HB X dan GKR Hemas
Pagu Danais Berkurang, Dinas Kebudayaan Sleman Pastikan Agenda Budaya Tetap Berjalan
Pembangunan Taman Budaya Sleman Dipastikan Molor dari Target

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
  2. Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
  3. BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
  4. MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya

Berita Terbaru Lainnya

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Unik, Pepohonan di Tempat Ini Tumbuh ke Samping, Bukan ke Atas
Wae Rebo Ditetapkan The Spectator Index Jadi Desa Tercantik Kedua di Dunia
Ada Taman Bermain Gantung Setinggi 200 Meter di China, Warganet Pertanyakan Keamanannya
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Makanan 16 Negara Disajikan di Grand Mercure dan Ibis Yogyakarta Adisucipto Selama Ramadan
The Phoenix Hotel Yogyakarta Sajikan Menu Buka Puasa Spesial dengan Promo Menarik
Hari Raya Nyepi Kawasan Gunung Bromo Ditutup Total
Rasakan Sisi Spiritual Ramadan di Istanbul
Berburu Daging Sapi Premium Juicy di Indoguna Meatshop & Grocery