Advertisement
Nataru Effect, Ekonomi DIY Diramal Tumbuh di Atas 5%
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) diproyeksikan akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di DIY. Disokong oleh pariwisata yang menjadi sektor unggulan DIY.
Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo menyampaikan pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan IV 2023 diperkirakan bisa mencapai lebih dari 5%. Meningkat dibandingkan capaian pada Triwulan III 2023 sebesar 4,96% secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Salah satu faktor dari adanya demand side khususnya Nataru. Jogja sebagai salah satu tujuan wisata maka akan banyak orang datang ke Jogja. Multiplier effect baik dari segi penginapan, industri transportasi akan mendorong ekonomi Jogja tumbuh di atas 5%," ucapnya, Rabu (13/12/2023).
BACA JUGA: Indonesia Jadi Negara Maju pada 2045, Ini yang Harus Ditempuh
Ia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY secara keseluruhan di 2023 dibandingkan 2022 rata-ratanya akan lebih tinggi dari nasional. Karena ada windfall profit dari aktivitas pariwisata yang menjadi kunci ekonomi DIY yang hampir pulih.
Faktor lainnya adalah pada akhir triwulan perguruan tinggi sudah kembali masuk secara penuh. Sehingga selain pariwisata, sektor pendidikan juga punya andil dalam meningkatnya perekonomian DIY.
"Dari sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi uang beredar dari mahasiswa luar Jogja di atas 300.000 ini perputaran uangnya luar biasa ini akan drive konsumsi dan ujungnya dorong pertumbuhan ekonomi DIY," jelasnya.
Potensi Inflasi Akhir Tahun
Potensi inflasi di akhir tahun ini menurutnya akan banyak disumbang oleh sektor pariwisata khususnya tiket pesawat dan kereta api (KA). Selain itu juga disumbang dari sektor pendidikan perguruan tinggi.
"Pertumbuhan inflasinya pada Desember 2023 bisa lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Saya menduga pariwisata khususnya tiket pesawat dan kereta ini kan komponen juga dari pertumbuhan inflasi," ucapnya.
Sementara untuk bahan pokok menurutnya kemungkinan akan meningkat, namun tidak se signifikan saat momen ramadan dan lebaran. Sektor pangan masih relatif terkendali harganya saat Nataru.
"Harga-harga pokok, kebutuhan pokok kenaikannya gak setinggi ramadan dan lebaran. Tapi harus diwaspadai," lanjutnya.
Advertisement
BACA JUGA: Pemberdayaan Masyarakat di Sleman Dinilai Mampu Turunkan Angka Kemiskinan
Harga Pangan DIY
Jelang Nataru perkembangan harga pangan DIY ada beberapa komoditas yang harganya cukup tinggi seperti beras, cabai, dan gula pasir.
Data perkembangan harga rata-rata bahan pokok pangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY yakni beras medium hari ini dijual kisaran Rp13.800 per kg dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp10.900 per kg dan beras premium di Rp15.175 per kg dari HET Rp13.900 per kg.
Lalu gula pasir hari ini dijual dengan harga rata-rata Rp16.750 per kg dari HET Rp13.500 per kg. Dan berbagai jenis cabai juga dijual di atas HET.
"Kalau stoknya terbatas ya di lapangan seperti ini. Untuk menjaga harga tetap stabil perlu dukungan semua pihak, yang jelas kami upayakan stok selalu tersedia," ucap Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti.
Menurutnya tim dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah melaksanakan monitoring evaluasi (monev) di beberapa lokasi. "Memang ada beberapa komoditas yang naik."
Perputaran Uang Rp1,84 T
Pada momen Nataru kali ini Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY memproyeksikan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp1,848 triliun di DIY. Sementara untuk transaksi BI DIY telah mendorong untuk non tunai, sehingga tidak ada tambahan kas di Nataru. "Kantor perwakilan DIY inflow Rp1 triliun bulan Desember 2023," tulis BI DIY.
Sementara itu, Kepala Unit Kehumasan BI DIY, Maya Mulyawati menyampaikan terkait ketercukupan uang memang sudah ada strategi untuk menghadapi Nataru. Bank-bank diminta untuk bisa memenuhi kebutuhan uang cash di titik-titik mudik.
"Agar bisa memenuhi kebutuhan di Nataru ini, sehingga kebutuhan uang bisa tercukupi bagi masyarakat," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil, Komunikasi dengan Partai Lain Terus Berlanjut
- Study Tour SMA/SMK/SLB Negeri di Solo dan Sukoharjo Sudah Lama Dilarang
- Kasus Bak Gunung Es, Jogja Bikin Sekolah untuk Perempuan Penyintas Kekerasan
- Pendaftaran Ditutup, 2 Figur Eksternal Daftar Bakal Cawabup PDIP Sukoharjo
Berita Pilihan
- Ini Lima Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes
- Restrukturisasi Kredit Berakhir Kerek Jumlah Kredit Bermasalah UMKM DIY
- Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi PBB Menjadi 2,7 Persen
- Kunjungan ke Mal di Jogja Melonjak saat Long Weekend, Diprediksi Capai 50 Persen
- Pindah Faskes BPJS Kesehatan Bisa lewat Ponsel, Ini Caranya
Advertisement
Advertisement
Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia
Advertisement
Berita Populer
- BI DIY Optimis Kredit Masih Tumbuh Meski Suku Bunga Naik, Begini Penjelasannya..
- Pemerintah Siapkan Dua Skenario Menurunkan Harga Tiket Pesawat
- Pertumbuhan Ekonomi Global Direvisi PBB Menjadi 2,7 Persen
- Disperindag DIY Klaim Harga Bawang Merah Mulai Turun
- Viral Artis Enzy Storia Curhat Tasnya Ditahan Bea Cukai, Stafsus Kemenkeu Merespons Begini
- Harga Jagung Petani Terjun Bebas, Pemerintah Pilih Langkah Ini
- Jutaan UMKM Sulit Akses Pembiayaan, Sri Mulyani Perintahkan PIP untuk Ubah Bisnis Model
Advertisement
Advertisement