Advertisement
Dianggap Provokatif, Satpol PP Copot Sejumlah Spanduk Terkait Ade Armando
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Satpol PP Bantul mencopot sejumlah spanduk yang dianggap provokatif dari segi konten dan tidak berizin di sejumlah titik. Spanduk-spanduk tersebut merupakan respon dari pernyataan Ade Armando soal politik dinasti di DIY.
Plt Kepala Satpol PP Bantul, Jati Bayubroto, menjelaskan pencopotan sejumlah spanduk dilaksanakan pada Senin (11/12/2023) dan didasarkan pada Perda Bantul No. 20/2015 tentang Penyelenggaraan Reklame. “Di samping perizinan dan lain-lain, media informasi harus memenuhi etika dan estetika,” ujarnya, Selasa (12/12/2023).
Advertisement
BACA JUGA: Dishub Bantul Ajukan Rute Trans Jogja Malioboro-Imogiri, Ini Alasannya
Spanduk-spanduk yang dicopot itu tidak mencantumkan jelas subjek atau pemasangnya, tidak memiliki izin dan kontennya provokasi. “Kontennya menyerang satu pihak, ini kita harapkan tidak terjadi di Bantul, nanti bisa membuat resah. Beberapa pihak ada yang melaporkan ke Satpol PP,” katanya.
Spanduk tersebut tidak secara langsung menyangkut pemilu dan tidak termasuk dalam alat peraga kampanye (APK) sehingga Satpol PP Bantul berwenang untuk langsung menertibkan tanpa harus berkoordinasii dengan Bawaslu Bantul.
Ia mengakui spanduk-spanduk tersebut masih terkait dengan pernyataan Ade Armando soal politik dinasti di DIY. “Sebagian dari itu, dampak dari itu. Mungkin karena statmen-nya Ade Armando, kemudian ada pihak yang tidak berkenan,” ungkapnya.
Spanduk tersebut tersebar di beberapa titik, yang semuanya berlokasi di Kapanewon Kasihan. Ada sembilan titik spanduk yang ditertibkan, meliputi di depan SPBU Kadipiro, di Selatan Pertigaan Jalur jalan IKIP PGRI I Sonosewu, di selatan simpang tiga jalan Sonopakis Lor.
BACA JUGA: Gara-gara Lampu Utama Mati, Dua Motor Terlibat Tabrakan di Bantul
Kemudian di Jembatan Sonopakis sebelah barat pasar Ngestiharjo, di seberang jalan Masjid Ainun Jariyah Onggobayan, di kanan jalan dan kiri Jembatan Rowo Kalibayem, di pagar tembok rumah warga timur Rowo Kalibayem Sonopakis Kidul dan di simpang empat jalan Ambarbinangun Sonipakis Kidul.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu akademisi sekaligus anggota PSI, Ade Armando, membuat pernyataan yang menyebutkan politik dinasti terjadi di DIY. Meski sudah meminta maaf, pernyataan ini sempat menuai banyak kecaman terutama dari warga Jogja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Unik, Glamping Kapal Selam Ini Ternyata Bekas Sekoci Kapal Tanker
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Hari Raya Iduladha, Dosen Peternakan UGM Bagikan Cara Simpan Daging Kurban
- Alat Deteksi Malnutrisi Karya Guru Besar UGM Bisa Digunakan Kurang dari Lima Menit
- Menjelang Iduladha, Pakar UGM Ingatkan Mikroba dalam Daging Kurban
- Asyik! 4 Pasar di Jogja Kini Sudah Punya Kios Segoro Amarto
- 5 Tokoh Masyarakat Termasuk Pengusaha Ambil Formulir Pendaftaran Ke DPC PDIP Kota Yogyakarta
Advertisement
Advertisement