Advertisement
Jumlah Siswa Minim, SDN di Gunungkidul Terpaksa Ditutup
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pendidikan Gunungkidul akan melakukan regrouping di SD Negeri Ngentak di Padukuhan Ngentak, Candirejo, Semin. Kebijakan ini diambil dikarenakan sekolah tersebut kekurangan murid.
Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Gunungkidul, Hary Sulaksana mengatakan, rencana regrouping SDN Ngentak sudah berlangsung lama dan telah melalui kajian yang matang.
Advertisement
Untuk pengabungan sudah ada Surat Keputusan dari bupati berkaitan dengan kebijakan tersebut. “Sudah pasti dan penggabungan paling lambat sampai 2 Januari 2024,” kata Hari kepada wartawan, Selasa (12/12/2023).
BACA JUGA: KPU Butuh 18.963 Petugas KPPS di Gunungkidul
Dia menjelaskan, alasan penggabungan karena sekolah ini kekurangan siswa didik. Total anak-anak yang belajar mulai dari kelas 1-6 hanya berjumlah 15 siswa. “Malahan di kelas 5 tidak ada muridnya sama sekali,” unkapnya.
Di sisi lain sarana dan prasarana sekolah dinilai juga sudah tidak representative lagi. “Tentunya dengan kekurangan murid maka sekolah ini tidak bisa mengakses Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat karena ada ketentuan minimal jumlah murid sebanyak 60 anak,” katanya.
Adanya penggabungan ini, dinas pendidikan sudah menyiapkan sekolah pengganti bagi siswa di SDN Ngentak. Rencananya para siswa ini digabungkan untuk belajar di SDN Candirejo 1.
“Kalau mau memilih ke sekolah yang lain juga dipersilahkan karena tidak harus pindah ke SDN Candirejo 1,” katanya.
Disinggung mengenai keberadaan para guru, ia mengakui juga ada upaya memindahkan ke sekolah lain. Hanya saja, untuk pelaksanaannya masih menunggu kebijakan lanjutan.
“Sekarang fokus terhadap regrouping dulu. Nantinya, selain guru, aset-aset yang dimiliki juga didata ulang,” katanya.
Jogoboyo Kalurahan Candirejo, Hartono saat dikonfirmasi kemarin membenarkan adanya kebijakan penutupan SDN Ngentak. Adapun siswa-siswi di sekolah tersebut akan dipindahkan ke sekolah yang lain.
“Hari Jumat [8/12/2023] Pak Lurah dapat undangan terkait dengan regrouping di sekolah ini,” kata Hartono.
Menurut dia, alasan penutupan dan siswanya digabungkan ke sekolah lain dikarenakan jumlah murdi yang semakin sedikit. Untuk mengoptimalkan layanan belajar dan mengajar, maka sekolah tersebut diregrouping dengan sekolah lain.
“Ini sudah jadi kebijakan dari pemkab dan memang muridnya satu sekolah hanya 15 anak saja,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Ini Tantangan Mendesak UMKM Jogja untuk Naik Kelas
- KPU Jogja Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pilkada 2024, Hadiah Rp18 Juta
- Jadwal Donor dan Stok Darah di Jogja, Selasa 7 Mei 2024
- Alasan Manajemen PSIM Percayakan Seto Sebagai Pelatih Kepala Laskar Mataram
- Dua Pekerja Bangunan di Jogja Tertimpa Cor Beton, Satu Tewas
Advertisement
Advertisement