Advertisement

Pemakaman Jokpin, Penyair Sederhana Dengan Kata-kata Istimewa

Catur Dwi Janati
Minggu, 28 April 2024 - 17:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Pemakaman Jokpin, Penyair Sederhana Dengan Kata-kata Istimewa Suasana makam penyair Joko Pinurbo di Makam Sasonoloyo Demangan, Wedomartani, Ngemplak pada Minggu (28/4/2024). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Kepergian sang penyair, Joko Pinurbo menuju tempat peristirahatan terakhir diiringi ratusan pelayat. Keluarga, kolega, seniman, anak muda mengantarkan berpulangnya sang sastrawan.

Lewat tengah hari, mendiang Joko Pinurbo dikebumikan. Setelah melewati serentetan prosesi ibadat, jenazah Jokpin dimakamkan di Makam Sasonoloyo Demangan, Wedomartani, Ngemplak. Makam yang juga menjadi tempat ayahanda Jokpin dimakamkan. 

"Pemakaman memenuhi permohonan dari keluarga pak Joko Pinurbo. Pihak ahli waris dari keluarga menghendaki dimakamkan di Makam Demangan kebetulan makam dari almarhum bapaknya. Itu terlaksana kurang lebih jam 12.15 WIB," terang Dukuh Demangan, Sigit Riyanto pada Minggu (28/4/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan

Jokpin nenghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (27/4/2024) pukul 16.00 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih. Meski sehari-hari tinggal di Wirobrajan, Kota Jogja, Demangan bukan lokasi yang asing bagi Jokpin. Demangan merupakan tempat Jokpin tumbuh semasa kecil, juga rumah dari orang tuanya tinggal. 

"Pak Joko Pinurbo orang tuanya asli dari Demangan, Wedomartani. Terus kebetulan ibunya pak Joko masih sugeng [sehat] juga tinggal di sini," ungkapnya. 

Dari segi usia, Sigit mengaku sepantaran dengan sosok adik Jokpin. Meski demikian diingatan Sigit, sosok Jokpin merupakan orang yang entengan, mudah nyambung saat mengobrol dengan para warga yang punya berbagai latar belakang. 

"Pak Joko kan orangnya entengan dan dia kalau sepengalamam saya, berbicara dengan semua orang entah dengan saya entah dengan belum begitu kenal dia tetap nyambung dia tetap menerima pembicaraan," ujarnya. 

Sosok Jokpin di lingkungan padukuhan Demangan lanjut Sigit juga dikenal ramah. Jokpin disebut Sigit mau menyempatkan hadir ke Demangan bila diundang untuk menghadiri acara warga, sekalipun sampai akhir hayatnya mendiang tinggal di Wirobrajan. Terakhir Jokpin menghadiri acara 1000 harian sang ayah di Demangan. 

"Perjumpaan saya terakhir dengan pak Jokpin, perjumpaan secara umum dengan warga itu pas 1000 hariannya bapaknya. Tapi kalau ke sini, sering," tuturnya. 

"Kalau dengan warga sini kalau ada keperluan apa-apa, kalau ngabarin dia pasti menyempatkan ke sini," imbuhnya. 

Kepergian Jokpin membekas pilu di hati koleganya. Bambang Paningron, seniman sekaligus kolega Jokpin menganggap kepergian sang penyair adalah hari-hari yang menyedihkan.

BACA JUGA: Profil dan Sepak Terjang Joko Pinurbo, Penyair Kenamaan yang Wafat di Usia 61 Tahun

"Sebenarnya hari-hari ini adalah hari yang menyedihkan, karena Jogja kehilangan. Bukan hanya Jogja sebenarnya, tapi Indonesia, karena pengaruh mas Jokpin ini luar biasa," ungkapnya. 

Bambang menambahkan sosok seperti Jokpin seharusnya bisa menjadi teladan bagi anak-anak muda. Penyair yang disebut Bambang punya karya sederhana namun istimewa. 

"Kita belum melihat ada sosok seperti beliau yang sangat sederhana tetapi karya karyanya kstimewa dan saya kira ini penting untuk anak-anak muda bagaimana meneladani sosok Joko Pinurbo. Baik dalam keseharian maupun di dalam karya-karyanya," tegasnya. 

Meski sederhana, Bambang dengan tegas menyakini bahwa karya-karya Jokpin akan abadi meski mendiang telah berpulang. "Saya kira karya karya beliau akan terus abadi akan terus selalu diingat. Karena memang karya-karya beliau itu yang sederhana tapi Istimewa itu tadi sangat mudah diingat oleh," ungkapnya. 

Tak hanya generasi muda, menurut Bambang karya Jokpin juga mudah melekat bagi generasi seangkatan Bambang bahkan di kalangan seniornya. Bagi Bambang, Jogja seharusnya bisa memberikan penghargaan khusus kepada penyair seperti Jokpin. 

"Penting untuk Jogja saya kira memberikan penghargaan,penghargaan yang khusus pada karya-karya beliau, kepada seniman-seniman seperti beliau yang banyak memberi arti pada kemajuan Jogjakarta sebagai Kota Budaya, saya kira itu yang penting," tandasnya. 

Karya Jokpin

Sejumlah karya Jokpin seperti puisi maupun cerpen telah banyak diterbitkan. Mulai dari bukunya berjudul Celana, Di Bawah Kibaran Sarung, Pacarkecilku dan masih banyak lagi. Karyanya juga dimuat dalam sejumlah antalogi bersama.

Salah satu karya Jokpin terpasang menyala rapi di Teras Malioboro. Penggalan syairnya "Jogja Terbuat Dari Rindu, Pulang dan Angkrinhan" dicetak dengan huruf timbul di dinding Teras Malioboro. Tulisan yang menyala kala malam itu menarik perhatian ratusan hingga ribuan wistawan yang sekadar membacanya atau menyempatkan diri untuk mengabadikannya dalam bentuk foto.

"Itu sebenarnya karyanya panjang, agak panjang cuma dikutip bagian akhirnya saja yang kemudian dipasang di selasar [teras] Malioboro. Itu kemudian menjadi quotes yang sangat kuat, tentang bagaimana Jogja ini sekalipun hanya angkringan, tetapi sangat dirindukan banyak orang di Indonesia dan memberikan quotes itu bahkan menjadi landmark sebuah kawasan yang sangat penting di Malioboro," tambah Bambang. 

Kini Jokpin telah berpulang, meninggalkan ribuan kata-kata dan berbagai karya yang melekat dihati pecintanya. Sosok penyair sederhana yang begitu lekat dengan beragam lapisan masyarakat  

"[Jokpin] penyair kontemporer, pasti. Karena beliau kan selalu menyinggung hal kritis pada hal yang sifatnya kontemporer, bahkan hal-hal yang sifatnya pribadi dengan sentuhan-sentuhan sederhana," ungkapnya. 

Aspek-aspek di atas di mata Bambang akan sulit bahkan tidak mungkin ditiru oleh penulis lainnya. "Hal yang susah ditiru, memang enggak bisa ditiru itu kekhasan dari mas Jokpin," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Makan Siang Gratis Diharapkan Tidak Semua Dibiayai APBN

News
| Senin, 13 Mei 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Unik, Ada Lampu Bangjo Khusus Unta di Tengah Gurun Pasir

Wisata
| Sabtu, 11 Mei 2024, 18:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement