Lifestyle

Ini Cerita Dian Sastro Soal Putranya yang Didiagnosa Autisme

Penulis: Dewi Andriani
Tanggal: 24 Agustus 2019 - 15:27 WIB
Aktris pemeran film Kartini, Dian Sastrowardoyo menyapa penggemar saat Meet and Greet Kartini di Atrium The Park Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Minggu (16/4). - JIBI/Nicolous Irawan

Harianjogja.com, JAKARTA - Dian Sastrowardoyo termasuk salah satu artis yang jarang menceritakan kehidupan pribadinya.

Namun, ada satu rahasia mengenai tumbuh kembang putranya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo yang akhirnya diungkapkan ke publik.

Siapa sangka, ternyata putra sulung Dian terdiagnosa autisme yang gejalanya mulai terlihat sejak usia 6 bulan.

Hal ini disampaikan secara terbuka oleh Dian saat menjadi salah satu narasumber dalam konferensi pers SPEKIX (Special Kids Expo) 2019 di JCC Senayan, Jumat (23/8/2019).

Awalnya, pemeran Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta? ini sempat curiga ketika sang buah hati jarang sekali melakukan kontak mata dengannya serta lebih fokus mengerjakan sesuatu sendiri seolah memiliki dunianya sendiri.

Padahal sebagai orang tua, Dian sangat ingin bisa membangun bonding dengan putranya.

"Saya waktu itu sangat merindukan bisa bonding dengan anak. Saling menatap dan bermain bersama tapi itu tidak bisa saya dapatkan," ujarnya.

Kecurigaannya kian bertambah ketika putranya yang sudah disekolahkan sejak usia 6 bulan tersebut, sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan pada sekitar.

Saat anak lain ikut bermain dan mengikuti guru, putranya malah fokus dengan hal lainnya. Perbedaan ini terasa sangat kental.

Dian kemudian tidak ingin tinggal diam. Nalurinya sebagai seorang ibu langsung merasa ada yang janggal pada tumbuh kembang anaknya.

"Ternyata betul setelah dicek ke tiga dokter tumbuh kembang, dan psikolog, anak saya memamg terdiagnosa autism," ungkapnya.

Meski sang suami, Maulana Indraguna Sutowo sempat menyangkal bahwa putranya mengidap autis, wanita lulusan Filsafat UI ini tetap mengikuti nalurinya untuk segera melakukan intervensi serta melakukan terapi khusus untuk sang buah hati. Mulai dari terapi prilaku, terapi wicara, dan terapi okupasi.

"Akhirnya kita langsung buka diri, mending intervensi sedini mungkin ketika melihat ada ciri yang berbeda pada anak."

Beruntung, setelah dilakukan intervensi sedini mungkin sejak putranya berusia delapan bulan hingga empat tahun, kini Shailendra tidak perlu lagi diterapi sejak usia 6 tahun karena sudah lebih bisa membuka diri, berkomunikasi dua arah, dan senang bersosialisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Berita Terkait

DP3AP2KB Jogja Dorong Ketahanan Keluarga Melalui Puspaga
Generali Perkuat Peran Perempuan untuk Ketahanan Keluarga dengan Edukasi Finansial
Cekcok dengan Suami, Perempuan Muda Nekat Hendak Melompat dari Jembatan Bacem Sukoharjo
Perempuan Korea Selatan Adopsi Sahabatnya Agar Bisa Jadi Keluarga

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Perjalanan Aman dan Murah, Cek Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini
  2. Ini Penyebab Tubuh Terasa Pegal saat Bangun Tidur
  3. Warga Tasikmadu Karanganyar Hilang Misterius, Sepeda Motor dan HP Ditemukan
  4. Mencari Biawak, Warga Asal Boyolali Tenggelam di Bengawan Solo Sragen

Berita Terbaru Lainnya

Segudang Manfaat Saffron untuk Kesehatan Kulit, Mampu Lawan Efek Panas di Musim Kemarau
Warung Makan Ini Jual Sup Tikus Selama Lebih dari Setengah Abad, Diyakini Berkhasiat
Menjaga Kesehatan Leher dengan Memperhatikan Posisi Tidur
Kenali Keuntungan Terapi Berendam Es ala Atlet Profesional
Bukan Kaleng-Kaleng, Segini Harga Fashion Mewah ala Pemain Timnas U-23 Indonesia
Amalan Doa Agar Lulus Ujian UTBK-SNBT dan Diterima di Kampus Impian
Kebiasaan-Kebiasaan Ini Membantu Anda Hidup Lebih Gembira
Mengatasi Anemia dengan Makanan, Ini Daftarnya
Sebelum Konsumsi, Cek Dulu Plus Minum Obat Steroid untuk Tingkatkan Massa Otot
Waspada! Perempuan Lebih Berisiko Terkena Diabetes Dibandingkan Laki-Laki