News

Penundaan Pilpres 2021 Malah Bisa Ganggu Ekonomi dan Investasi

Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Tanggal: 14 Januari 2022 - 11:47 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia - JIBI/Bisnis.com/Eusebio Chrysnamurti

Harianjogja.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics atau Core Indonesia menilai ide menunda pemilihan presiden atau pilpres demi perekonomian justru dapat merugikan ekonomi dan investasi.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menilai bahwa tidak ada urgensi untuk menunda pemilihan umum (pemilu) atau pilpres, terlebih dengan alasan ekonomi. Pada 2022, kondisi ekonomi justru tumbuh positif dan perkiraannya akan lebih baik pada 2021.

“Urgensinya apa? Pemulihan ekonomi? Kalau pemulihan ekonomi, indikator persisnya apa yang urgent? Karena kalau dilihat dari indikasi pemulihan ekonomi sebetulnya sudah kelihatan pada 2021 kita sudah tidak lagi kontraksi, sudah lewat resesi. Sudah mulai positif,” ujar Faisal kepada Bisnis, Kamis (13/1/2022).

Menurutnya, pada 2022, memang masih terdapat risiko dan dampak dari pandemi Covid-19 dan ketidakpastian ekonomi pun masih terjadi. Namun, tren pemulihan yang positif justru membuat alasan penundaan pemilu karena ekonomi menjadi terlalu jauh hubungannya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada di kisaran 3,7 persen, lalu pada 2022 proyeksinya tumbuh ke 5—5,5 persen. Selain itu, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 sudah berada di 4,65 persen, mencapai target untuk berada di bawah 5 persen.

“Jadi kalau melihat dari kondisi perekonomian semestinya sudah sejalan dengan narasi pemerintah, apalagi kan kemarin pemerintah ada statement sudah take off, semestinya ya berarti tidak ada masalah untuk pemilu dari sudut pandang ekonomi. Apalagi kalau alasannya adalah untuk pemulihan,” ujarnya.

Faisal justru menilai bahwa penundaan pemilu atau pilpres pada 2024 akan membawa dampak beruntun terhadap aspek sosial dan politik. Gejolak sosial dan politik nantinya akan berdampak terhadap ekonomi, sehingga justru kontraproduktif dengan alasan penundaan atas nama pandemi.

“Termasuk masalah kepastian governance di Indonesia, kan memengaruhi juga kepastian investasi dan sebagainya. Jadi saya melihat justru lebih besar mudharatnya kalau malah diundur, dari sisi ekonomi,” ujar Faisal.

Ketika ekonom menilai bahwa penundaan pemilu atau pilpres justru akan mengganjal ekonomi dan menghambat investasi, isu penundaan itu justru muncul dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Beberapa waktu lalu, Bahlil menyatakan bahwa isu itu merupakan aspirasi para pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Berita Terkait

Anies-Cak Imin Sebut Koalisi Perubahan Sudah Selesai
Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
Surya Paloh Hormati Politikus lain yang Memperjuangkan Hak Angket

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Pengusaha Solo Rudy Indijarto Buka-Bukaan Ingin Keluar dari Zona Nyaman
  2. Empat Kapal Nelayan Terbakar di PPS Cilacap, 1 Nakhoda Meninggal Dunia
  3. Ini Rangkuman Detik-Detik Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
  4. Pengusaha Solo, Rudy Indijarto, Halalbihalal Bareng Puluhan Anak Yatim Piatu

Berita Terbaru Lainnya

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Jokowi Siapkan Program Unggulan untuk Prabowo-Gibran