News

Rencana Pemerintah Beri Sanksi Pidana Jika Tak Pakai PeduliLindungi Dikritik Keras

Penulis: Wahyu Arifin
Tanggal: 23 Desember 2021 - 22:07 WIB
PeduliLindungi - Antara Foto/Zabur Kururu

Harianjogja.com, JAKARTA -Keinginkan pemerintah memberi sanksi pidana bagi pelaku usaha yang tidak menggunakan aplikasi PeduliLindungi dikritik keras. 

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengkritik langkah Menteri Dalam Negeri yang menyatakan akan mengeluarkan edaran kepada kepala daerah agar menerbitkan peraturan kepala daerah (Perkada) terkait penegakan hukum penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

Nantinya, perkada tersebut akan menjadi dasar penerapan sanksi bagi pelaku usaha yang tidak menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Mendagri juga menginstruksikan, sehabis periode Natal dan Tahun Baru, pemerintah daerah untuk menaikkan status perkada menjadi Peraturan Daerah (Perda) sehingga sanksi administratif dan pidana dapat diterapkan.

“Hal ini merupakan kesalahan yang lagi-lagi dilakukan pemerintah, yang terus mempromosikan penggunaan ancaman sanksi pidana untuk menjamin kepatuhan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19,” ujar peneliti ICJR Genoveva Alicia, Kamis (23/12/2021).

ICJR kembali mengingatkan, proposal untuk menggunakan sanksi pidana harus dipikirkan dengan matang, seksama dan proporsional. Penggunaan sanksi pidana untuk penanggulangan Covid-19, kata Genoveva, telah menunjukkan kesemrawutan dan diskriminatif.

Sebelumnya, pemerintah pernah menerapkan sanksi pidana bagi pelanggar PPKM berdasarkan Instruksi Mendagri No. 16/2021. Instruksi ini menyampaikan pelanggar PPKM dapat dikenai sanksi pidana melalui berbagai macam instrumen hukum: Pasal 212 sampai Pasal 218 KUHP, pasal pidana UU No. 4/1984 tentang Wabah Penyakit Menular, pasal pidana UU No. 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, dan aturan-aturan lain.

Jika diperhatikan lebih lanjut, jelasnya, masing-masing aturan tersebut memuat ketentuan unsur tindak pidana yang spesifik, sedangkan dalam penerapannya tidak sesuai dengan unsur pidana yang dimaksud. Bahkan penggunaan Pasal 212, 218 KUHP tentang melanggar perintah petugas tidak tepat digunakan, memunculkan kesewenangan.

BACA JUGA: Liburan Akhir Tahun, Ini 5 Lokasi Sentra Batik Terkenal di Jogja

“Alhasil banyak terjadi upaya-upaya yang merendahkan dan bersifat menghukum, seperti misalnya penyiraman usaha kaki lima yang masih beroperasi pada jam yang diperbolehkan dengan fasilitas milik Damkar Madiun. Banyak pedagang kecil yang dihukum, tapi pedagang skala besar, pejabat dan aparat didiamkan. Akhirnya yang terjadi hanya diskriminasi,” kata Genoviva.

ICJR menekankan, pelanggaran atas protokol kesehatan adalah pelanggaran yang bersifat administrasi. Intervensi yang tepat dilakukan pemerintah terhadap masalah administrasi adalah membangun sistem yang jelas, termasuk pengawasannya. Pemerintah, kata Genoviva, tidak dapat mendahulukan promosi penggunaan sanksi pidana tanpa upaya yang jelas untuk membangun sistem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Berita Terkait

Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
Kabar Baik, Petani Sleman Bakal Dapat Tambahan Kuota Pupuk Bersubsidi
Musrenbang Kota Magelang 2025 Bahas 7 Isu Strategis, Ini Detailnya
Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
  2. Tangis Kecil Erick Thohir Iringi Sukses Timnas U23 ke Semifinal Piala Asia U-23
  3. Kasus DBD di Pacitan Melonjak Tinggi pada April Ini, Angkanya Capai 107
  4. Jatuh lalu Tertabrak Truk, Pengendara Motor Meninggal di Selogiri Wonogiri

Berita Terbaru Lainnya

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0
Tak Terima Ditegur, Dua WNA Amerika Ini Diduga Aniaya Pecalang di Bali
Baru Syuting Reality Show, 31 Artis dan Kru Asal Korsel Ini Justru Diperiksa Imigrasi Bali
Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Mobil Mewah Harvey Moeis Disita Kejagung, Kali Ini Ferrari dan Mercy
KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus